Welcome to Jekaarrdaah!!! (part I)


Haiiii everybody!!!!!!! Sumpah seriusan kangen bangeeet gue sama kaliaaan (ga jelas). Sebenernya gue kangen banget sama menulis, dah lamaaa bgt gue ga nulis, atau kalo pun nulis pasti sesuatu yg tidak menyenangkan, seperti nulis laporan, nulis tagihan utang. Bahkaaaan diary gue aja udah berdebu.
Mungkin kalo diary itu bisa ngomong dia bakal ngomong gini ke gue:

"oke fine, gue CUPTAW (Cukup Tawu) aja sama lu lin! Manaaa? KATANYA KITA SAHABAT! TAPI LU GA PERNAH CERITA APA-APA KE GUE! GUE BENDA TERAKHIR DI DUNIA INI YG TAU! KITA SUDAHI SAJA PERSAHABATAN KITA SAMPAI DISINI"
trus dia berlari menjauh, gue ngejar kereta yang dia tumpangi layaknya Rahul mengejar Angeli dalam Kuch Kuch Hota Hai
*sad ending

Nah, ngomong-ngomong soal kereta dan sad ending sejujurnya gue mau cerita 14 hari dalam hidup gue yang penuh dengan segala lika liku kehidupan bersama kereta dan sebuah kota bernama JEKARDAAAAH!

ga tau ya? yaudah lah gue harus pake bahasa kalian wahai para pribumi,, gue ulangi ya:

Nah, ngomong-ngomong soal kereta dan sad ending sejujurnya gue mau cerita 14 hari dalam hidup gue yang penuh dengan segala lika liku kehidupan bersama kereta dan sebuah kota bernama JAKARTA!! (huffft susah jadi blesteran gini hahahahaa)

Jadi gini sodara-sodara, gue itu selama sebulan ini meninggalkan Semarang tempat gue menimba ilmu di kampus rakyat bernama UNDIP ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Biasa, (dan tanpa disadari) angkatan tua itu Kerja Praktek alias Magang. Dan entah mengapa, gue kembali lagi ke PDAM seperti waktu magang di PDAM Bogor waktu gue SMK dulu. Cuma bedanya ini ke sebuah perusahaan swasta...

Gue bakal cerita tentang bagaimana Semarang dan segala isi Ke-Jowo-an nya mampu mengubah beberapa paradigma gue dan membuat gue saat ini merasa hidup di Jakarta bagai hidup di neraka,, dan tentu menjadi konsumsi banyolan bagi kalian para pembaca kurang ajar yg senengnya ketawa-ketawa diatas penderitaan gue. FIX GUE NIKITA WILLY YANG PENUH DERITA KARENA KETUKER WAKTU DI RUMAH SAKIT WAKTU BAYI (nyambung ga?)

Ini cerita di awal-awal kehidupan gue di Jakarta
Pagi buta jam 4 gue harus bangun, buat nyiapin sarapan adek-adek gue sama bokap gue, nyiapin bekel, dandan ala mbak-mbak kantoran yang kariernya cemerlang dan digandrungi pria pria mapan juga tak lupa menggunakan high heels 3 cm, blazer dan tas Gucci. Ngaca sebentar sambil teriak di depan kaca "SEMANGAAT, JAKARTA MENUNGGUMU WAHAI PEMUDI HARAPAN BANGSA!"

Habis itu gue dilempar remote TV sama si Arif yang masih asik molor di ruang TV
"BERISIK KAMPRET" ujarnya penuh sopan santun layaknya seorang adik kepada kakaknya!
Gue hanya memandang sinis sambil berkata dengan lagak wanita metropolis:
"Ayo bangun, bekerja! sebelum rezekinya dipatok ayam tetangga, jangan sampai malu diduluin matahari" criiing mengedipkan mata.
Dan sebelum sebuah kulkas melayang gue segera tancap gas motor Shogun Merah punya mak gue.

Baru keluar kompleks, gue segera dikagetkan dengan klakson dari motor di belakang gue, gue bingung gue salah apa, jelas jelas gue di paling kiri jalan dan seorang bapak-bapak dengan kemeja lengan panjang, celana bahan dan tas punggung naik motor sambil teriak "LELET BANGET KAYAK SIPUT!!!"

JLEGAAAARR!!!!!!!!! Gue berasa petir bgt! Yakin gue ada petir, tp kenapa kayaknya gue doang yg denger...
Gue mencoba menenangkan diri sambil bilang dalam hati "Lu bukan siput lin, gue kenal lu, lu bukan siput, pertama coba inget kapan terakhir lu keringetan?. siput itu berlendir sedangkan lu, lu orang yg paling susah keringetan"---> gue akhirnya lega, sambil terus berpikir gimana kalo trnyata gue emang anak siput? dimanaaa ibu kanduung guueeeh?? apakah dia sudah tewas terinjak di jalanan? atau sudah menjadi Escargot di salah satu restoran Perancis? kenapaaaaaaaa ini terjadi padakuuu??

Dan ternyata itu bukan klakson terakhir buat gue, sepanjang perjalanan ratusan motor berlomba-lomba, gue pengen teriak "WOOOIIII, LU PADA DIKEJAR MALAIKAT IZRAIL APA YAA??"
sejurus kemudian sebuah air genangan menyemprot gue yg sudah lengkap dengan dandanan wanita karir sukses lengkap dengan high heels dan tas Guccinya. Pedih

Dan gue berhenti di depan penitipan motor sambil mencoba menenangkan diri dan menguatkan diri sendiri.
Ternyata gue kelamaan duduk di motor sampe sampe si penjaga motor nanya "Mau sampe kapan lu disitu? apa lu mau ngambil job gue jagain ni motor-motor? Sekarang kerjaan dah susah, gue jauh jauh nih dateng dari desa, kalo kaga kerja bini gue makan apaan?"
*nyaris nangis tapi gue tahan, APAKAH DANDANAN GUE TERLIHAT SEPERTI INGIN MELAMAR KERJA SEBAGAI PENJAGA MOTOR???

Cobaan belum berhenti, saat gue memasuki pintu stasiun gue dihadapkan dengan ratusan juta manusia lain (bisa diambil kesimpulan kan kira kira faktanya berapa orang? hahaha)  yang punya dandanan mirip gue dan mirip bapak-bapak yang tadi ngatain gue siput.

Waktu kereta dateng menurut gue adalah cobaan terbesar dalam hidup ini, bayangin space gerbong yg kira-kira cuma bisa diisi 5 orang lagi harus diperebutkan 10-15 orang. MENINGGAL
Gue memilih untuk mengambil gerbong wanita. FYI dalam satu rangkaian kereta api ada dua gerbong yg dikhususkan untuk wanita karena melihat tingginya tingkat asusila di kereta. Gerbong ini biasanya ditaro di bagian depan dan belakang kereta.
Pas gue masuk, JRENG JRENG.... RATUSAN MAK-MAK dan MBAK-MBAK dengan wajah paling bete dan membetekan seumur hidup yang pernah gue liat bertebaran di dalam. Nyaris semuanya sama, pake headset dan masker penutup mulut. Seperti mengkodekan "GUE GA MAU DIAJAK NGOBROL"

Desak-desakan yg mahadahsyat membuat posisi gue kaki di kepala , kepala di kaki kayak lagu peterpan.
bayangin aja dari yang tegak, sampe semi rukuk, dan diakhiri dengan satu kaki masuk kolong kursi dan kaki lainnya jinjit! Alhasil tulang kering gue biru biru ditambah jinjit yang bikin gue kesemutan, sembuh, kesemutan lagi, sembuh lagi.
Gue rasa ini bisa menjadi alternatif hukuman buat para koruptor, dibanding kursi listrik, kereta Bogor-Jakarta terbukti lebih ampuh menyiksanya.Waktu lagi mencoba memperbaiki posisi berdiri tiba-tiba masuk lagi orang-orang dari stasiun Lenteng Agung, keadaan semakin heboh bahkan ada beberapa ibu-ibu yang jerit-jerit
"ALLAHU AKBAR!!" (mungkin ini ungkapan semangat untuk jihad tak berkesudahan)
"YA ALLAH PAK SUPIIIR! JANGAN DINAIKIN LAGI, UDAH PENUH BGT INI!" (gue bingung, bukannya supir kereta ada di gerbong depan ya? bukannya namanya masinis? trus bukannya dia ga bisa apa-apa kalo ada yg naik lagi? kesimpulannya ibu ini udah putus asa bgt)

Gue akhirnya terlepas dari pegangan, berdiri dengan posisi cacat, tanpa pegangan tp ga jatuh karena dihimpit ratusan manusia. cool men!

Sebelum sampai di stasiun berikutnya, ada mbak-mbak muda cantik bgt dengan setelan wanita karir sukses tapi rambut udah berantakan ga karu-karuan, tapi tetep aja sih cantik. Tiba-tiba gue lihat dia mulai merem melek merem melek ga jelas dalam hati yaah cantik-cantik tetelo mbak, ternyata tiba-tiba dia terhuyung-huyung dan BRAAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!!!!!!!!!! Pingsan!

Langsung semua pada jerit-jerit
"EH EH INI ADA YANG PINGSAN! ADUUUUH GIMANA INII??? "
"PURA-PURA KALI" (gue ga tau siapa yg tega ngomong gitu...kekejaman ibu kota lebih kejam dari kekejaman ibu tiri)
" YA ALLAH PAK SUPIR INI ADA YANG PINGSAN INI TANGGUNG JAWAAAAB PAK SUPIIIR!" ---> masih ibu-ibu yang sama, gue curiga jangan-jangan masinisnya ini suaminya yak?

Untunglah masih ada seorang mak-mak yang berpenampilan bersahaja, bangkit berdiri dan meminta orang lain menggotong mbak-mbak yang udah semi pingsan itu duduk di kursi yg td dia dudukin. Terharu gue di kota sekeras Jakarta masih ada orang-orang berhati nurani ---> jangan jangan ini acara reality show gitu... gue udah nunggu nunggu ada orang asing yg tiba-tiba dateng ngasih duit ternyata hanya harapan palsu

Si mbak cantik itu emang belum pingsan dia semi pingsan, gue langsung punya ide untuk ngikutin gaya dia siapa tau dapet duduk . Gue coba merem melek-merem melek sambil lutut coba dilemesin tapi apa yang gue dapet
"Mbak yang bener kenapa berdirinya? Ini saya jadi kejepit"
"Neng badannya jgn dilenturin gitu, kuat dikit kenapa?? Ini tas eneng kena muka saya"
Gue cuma meringis sambil pengen ngejerit
"Paaak supiiir...pak supiiiiir, ada diskriminasi FISIK di gerbong wanita pak supiiiir!"

Akhirnya gue keluar dari kereta dengan kerudung yang udah kayak Hijabers kena sembelit 3 kali lebaran, kaki lecet-lecet, rasanya pengen gue buang sepatu gue, trus gue beli Swallow di warung... Gue mencoba menenangkan diri lagi dengan duduk sejenak di kursi stasiun. Ratusan orang berlalu lalang, setelah tanya kesana kemari ada beberapa perbedaan jawaban kalo lu nanya jalan di Semarang sama di Jakarta

Semarang:Gue: "Pak, kalau mau ke Simpang Lima gimana ya pak?"
Bpk2: "oh, mbaknya nanti turun dari bis ini, naik angkot saja lagi. Atau nanti bareng saya saja, kebetulan saya juga mau kesana mbak"
Gue: "Wah makasih banyak pak"
Bpk2: "oh ndak papa mbak, mbaknya asli mana to?" setelah itu terjadi conversation yang hangat dan menyenangkan
Gue selalu merasa apa dia sebenernya bapak kandung gue? apakah gue putri yang tertukar? apakah gue nikita willy? maudy ayundya? atau dian sastrowardoyo? semua masih misteri buat gue

kita lihat kalo di Jakarta:Gue: "Bu, kalau mau ke Cilandak naik apa ya?"
Ibu2 gembrot: "Angkot"
Gue: "Angkot nomer berapa ya bu?"
Ibu2 gembrot: "61"
Gue: "Nyebrang ga ya bu kalo dari sini?"I
bu-ibu itu udah berubah wajahnya kayak mau nelen anak dugong tapi dapetnya cumi-cumi
"Nyebrang noh kesana!"
gue cuma bisa menundukan wajah sambil berlalu dan berkata pelan "thanks bro, I am fine!"
tapi ada hikmahnya juga sih, gue jadi tau kalo dia bukan ibu kandung gue (masih yaa, belum terpecahkan misteri putri yang ditukar)

Sampe di angkot gue cukup terkejut dengan kemacetan super dahsyat, angkot yg gue tumpangi serasa ga gerak sama sekali, gue sempet mikir jalan pasti lebih cepet, tp ga mungkin soalnya masih jauh bgt dari kantor gue. Ditambah ratusan bangunan pecakar langit tapi di kanan kirinya banyak anak-anak yang mengamen dengan baju kumal dan rambut gimbal, di depan mata ada perumahan elit bernuansa western tapi 3 km kedepan isinya bangunan triplek di kolong jembatan, atau kawasan green lifestyle tapi depannya kali yang isinya sampah doang dan airnya udah item, sedih rasanya lihat keadaan ibukota kayak gini.

Dan pas gue coba menutup mata, gue merenung sedalam-dalamnya tentang arti penciptaan hidup dan lain-lain dan lain-lain sampe obrolan seorang kakek tua dengan gigi satu di bawah dan sekarung sayur menghenyak gue
"Li..aat ni anak mu...da, siang bolong malah tiii..dur, anak ma..les ga bakal sukses di Ja..kar..ta, di sini mah semua ber..ge..rak cepet, kaga a..da yang leha-leha"
KAMPRET ALAIHI SALAM NI KAKEK-KAKEK!!!!
daripada gue terlibat percecokan yang sengit gue melanjutkan perenungan gue, sambil merem gue jawab "Ngantuk kek abis begadang semaleman nyari duit!"
Si kakek cuma berbisik pelan "Eh dia nge..dengeeer..."
untuuuuuuung kakek-kakek lu, kalo ga udah gue lempar ke rel yang ada kereta lewatnya lu, hiiih

Pulangnya ternyata ga lebih baik, jutaan umat keluar di jam yang bersamaan
Gue yang ga tau harus gimana-gimana, banyak nanya, terpelongo-pelongo liat orang pada lari-lari jadi bingung sendiri
Daaaan pas kereta dateng (gue milih di gerbong khusus wanita lagi, karena sangat menjijikan you know kalo harus desak-desakan sama laki-laki)
Gue mencoba naik bersama belasan wanita lainnya. Dan pas kaki gue satu nginjek lantai gerbong ada tangan yg mendorong gue keluar, cuuus keluar lagi,,, pintu nyaris ditutup, gue berusaha menerjang, tiba-tiba Cuuus mental lagi keluar, gue tabrak lagi kerumunan ibu-ibu itu, mencoba masuk ke dalam, cuuus mantal lagi sampe-sampe pengamen di luar ngakak dan teriak "Wooi bu, dikasih jalan dong tuu kasian!"

Teng... nong...neng...nong...matiii udah mau jalan keretanya, akhirnya gue beraniin diri masuk di pinggiran pintu, pintu mulai menutup dan gue bersiap-siap kejepit sampe gepeng kayak Tom and Jerry.
Sampe gue denger "NENG JANGAN DI PINTU!!!"dan JEBREEEEEEEET! Pintu ketutup tangan gue kejepit, pas pada liat gitu baru terjadi pergerakan kecil dan setelah berhasil menarik tangan gue, gue bisa di dalem seutuhnya, rasanya mau mati bgt... sakit gilaaaaaaaa!
Sampe di dalem gue cuma bisa ngelus-ngelus tangan gue yang udah memerah. Seorang ibu-ibu mencoba peduli "Sakit ga?"
"Lumayan"
semangat gue udah turun 99,99% rasanya gue belum pernah seputus asa itu dalam hidup, gue merasa dibuang... hahahaa

Turun kereta, ujan deres, ga bawa jas hujan, dan neduh di tempat penitipan motor
karena sampe jam 9 malem belum juga reda akhirnya gue terpaksa terabas tu ujan, kehujanan, kena banjir dan diklaksonin membuat gue tergunjang, sampe rumah semangat gue udah minus.
Si Arif cuma komentar "Makan noh rezeki, mendingan gue seharian ngurus ayam, malah ayamnya jadi sumber rezeki"
dasar lu, kalo bukan adek kandung mah udah gue kasih minum baygon.
Besok paginya gue bangun dengan sangat berat kayak lagi gendong kulkas, ngaca dengan sangat berat, beli karcis dengan sangat berat, di kereta dengan sangat berat, naik angkot dengan sangat berat, dan sampe rumahnya lagi gue merasa beban gue udah seberat bumi dan isinya

3 hari pertama gue lalui dengan kegilaan-kegilaan akan Jakarta
sampe akhirnya mak gue nelpon gue pas gue di tempat penitipan motor. Dan disitu gue  nangis (JIJIK GA SIH?)
Mak gue bilang "Yaaaa ampuuuuun nangiiiis 3 hari doang masa nangis... ??? Inget ga mama harus pulang-pergi Bogor-Jakarta naik kereta gitu berapa belas tahun?"
Deg! gue baru inget kalo sebelum pindah tugas ke Bandung kan mak gue selalu melakukan rutinitas ini setiap hari.
Baru berasa perjuangan mak gue segede apaaa ya itu kaga keukur banget... jadi tambah nangis.
Mak gue melanjutkan "Kamu harus kuat, harus bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun...kuncinya adaptasi, ingat satu-satunya yang bisa berubah adalah diri kamu sendiri. Untuk merubah dunia kamu harus mampu merubah dirimu sendiri tapi kamu tetep punya prinsip yang harus dipegang kuat"
Waaaaaaaaaaaaaaah kayak bukan mama
Tiba-tiba "Aduh udah ya, ribet ngurus kamu mah, mama mau eek dulu, udah ga usah nangis, manja!"
Naaaaaaaaaaaaah itu mak gue!

Besoknya gue bersiap kembali, tapi kali ini senjata gue menghadapi JEKARDAH SANGAT LENGKAP
Celana Jins yang nyaman, Tas Ransel yang fleksibel, Sepatu Crocs palsu anti banjir, permen karet anti ngantuk, senyum dan mindset yang udah gue ganti dan gue coba tanem dalem dalem dari semalem.
SEKARANG GUE ADALAH LINA YANG LEBIH GILA LAGI YANG SUKA KEMACETAN DAN KEPENUHAN DI DALAM KERETA
kalo ntar ditanya "Hobi kamu apa?"
"Hobi saya berdesak-desakan di kereta dan memandangi kemacetan, fix!"

Tapi serius itu ngaruh banget... gue menganggap semua perilaku yg tidak menyenangkan menjadi menyenangkan buat gue dan anehnya ini juga berpengaruh ke mereka
Misal pas gue sampe di penitipan motor,
Abang-abang penjaga motor: "Buruuan neng, aduuuh ntar gue diomelin bini gueee niiih!" (gue rasa dia punya banyak masalah dengan bini-nya, ckckck)
Sambil senyum-senyum: "Iye bang, salam buat bini nya ye"
Dia sedikit kaget kali ya gue menimpali gitu, trus dia nanya: "Ini bakal sampe malem lagii kagak kayak kemaren?"
Gue kaget waaah dia inget ternyata gue yg semalem neduh disini
"Kaga bang, gue udah bawa jas ujan sekarang mah, mau permen karet kaga?"
Dia cuma melongo sambil garuk-garuk kepala, anak tuyul darimana kali ya gue.
Habis itu gue berjalan ringan... Seperti biasa masuk pun masih dorong2an, tapi kali ini gue dorong-dorongan sambil senyum-senyum berasa lagi di wahana apa gitu
Sambil mengunyah permen karet, gue mencoba mengamati sekitar, dan dengan segala yang ada di kepala gue semua jadi terasa lebih baik, gue senyam senyum sendiri bahkan gue sampe menutup mulut karena udah nyaris ketawa (ntr gue dikira gila beneran kan?)
sampe ibu-ibu yang duduk depan gue (gue tetap berdiri dengan satu kaki di dalam kursi dan kaki lain jinjit) ngajak ngobrol
"Kalo ntar saya turun, duduk sini aja neng bentar lagi saya mah nyampe"---> ajaaaib ajaiib"eh iya bu, ibu turun dimana?"
Setelah itu kita jadi ngobrol banyak

Pas sampe angkot dan melihat kemacetan yang sedemikian parah itu gue cuma senyam senyum karena di kepala gue udah ke-setting, "ini dia pemandangan yang gue tunggu-tunggu"
karena gue duduk di depan, gue ajak ngobrol aja supirnya
Gue: "Macet terus ya pak kalo di jakarta"si supir yg wajahnya mirip bgt sama mat solar: "Iya neng, ya memang begini neng, ini semua itu kesalahan dari menteri keuangan"
Gue : "Lah apa hubungannya pak?"
habis itu doi cerita mulai dari kebijakan menteri keuangan yang salah tentang kredit motor yang murah, sampe cerita anaknya juara TPQ, sampe muter balik ke awal penjajah Belanda dateng, maju nyampe gimana dia ketemu sama istrinya di empang pamannya. Mulai dari kasus suap parpol sampe kematian Nike Ardila
(Tuuhaan -__-)
sampai di sebuah percakapan super kocak
Supir Mat Solar: "Neng turun di mana?"
Gue: "Depan Trakindo yaa pak"
Supir Mat Solar: "oh eneng kerja disana?"
Gue: "Ga pak, saya magang di PAM, ini baru 4 hari"
Supir Mat Solar: "PAM dimana tuh?"
Gue: "Dari Trakindo maju lagi pak naik bis"
Supir Mat Solar: "ooooh eneng pegawai Trakindo"---> kehebatan kota Jakarta merusak sistem penarik kesimpulan pada diri manusia
Supir Mat Solar: "tenang neng, ntr saya anter sampe depan pintu Trakindo persis, biar eneng ga capek"
dalam hati aduh ini kenapa jadi kaya gini
Gue: "Eh ga usah pak disini aja" (emang gue seharusnya turun ditempat itu)
Supir Mat Solar: "Jangan neng, jangan, depan dikit. ntr kalo disini eneng masih jalan"
dari belakang ada mbak-mbak yang mau turun

Mbak2: "Paaak kiri pak!
Supir: "depanan dikit ya neng"
Mbak2: "yeeeh pak saya udah telat nih!"
Supir: "bentaaran saya mau nganterin eneng ini dulu, ada polisi noh lagian!"
Mbak2 itu cuma bisa menggerutu dan gue udah siap siap dihajar dia pas turun angkot
Akhirnya gue diturunin di kantor orang dan gue harus jalan agak jauh dulu buat dapetin bis ke arah kantor gue, tapi yang lucu disini adalah bagaimana mungkin gue menemukan bapak-bapak yang sebegitu pedulinya sama gue, baru kenal juga dan This is Jakardah! You know!!
terlepas dari kemampuannya menganalisa percakapan yang membuat gue harus telat masuk kantor

Gue juga ga tau kenapa gue bisa seterkejut ini dengan Jakarta
Padahal dari kecil sampe SMA gue tinggal di Bogor, akrab dengan budaya Jakarta
Kemungkinan besar adalah masa hampir 3 tahun gue di Semarang, yang membuat gue begitu tentram dan mungkin khasanah ilmu gue tentang Islam yang membawa gue pada kehidupan-kehidupan ideal dalam benak gue yang bikin gue kaget bgt dengan wajah ibukota yang penuh dengan keputusasaan, pemandangan-pemandangan amoral, ketimpangan sosial, dll yang bahkan gue ga pernah kebayang
Tapi dari sini banyak banget pelajaran yang gue dapet, hampir setiap sudut kota Jakarta punya cerita, dan cerita-cerita itu baik buruknya banyak memberikan gue pelajaran
Dan seperti buku pelajaran IPA kelas 3 dulu, siapa yang bisa beradaptasi dia yang akan bisa memenangkan seleksi alam. Gue akan terus belajar dan belajar mengkondisikan diri gue dalam situasi apapun yang mampu membuat gue terus bertahan agar mampu memberikan apa yang bisa gue berikan untuk manusia dan kemanusiaan, untuk hidup dan kehidupanah ga gue banget (pasti pada mikir gitu kan lu semua!! nasib mau jadi orang keren yang suka memotivasi jadi gagal kan..kampretos lezatos emang).

Dan saat gue mikirin ini semua tiba-tiba seorang bapak-bapak masuk ke kereta khusus wanita yg gue tumpangin *FYI , kereta ini semua ger bongnya isinya wanita semua.
Dan waktu satpam wanita penjaga gerbongnya ngejar si bapak bapak itu kita semua cuma ketawa-ketawa (kita semua: ibu-ibu kereta---> gue merasa jadi punya genk baru gitu, the power of ibu-ibu kereta)
Kasian si bapak itu, dimanapun dia berhenti nanti, kereta ini udah jalan, dan dia cuma akan dapat nyinyiran dari para wanita keras didikan Ibukota, mungkin cuma akan ada satu yang teriak
"PAK SUPIIIR,,, INI ADA LALAKI INI PAK SUPIIR, GIMANA INII TANGGUNG JAWAB PAK SUPIIIR??"

Zooonkk!! Welcome to Jekaarrdaah!!!


Komentar

  1. abis ketawa-tawa terus terharu pas mama ka jawa bialng masalah adaptasi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa memang ria disini kita mainin emosi kamu, hahaha (ngibul)

      Hapus
  2. kebiasaan makan permen karet gak pernah ilang..hmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya hahaha emang enak bgt tau gun, bisa bikin tambah pede hehe

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer