MENYIBAK KETAKUTAN DAN KEMALASAN BERPIKIR BESAR

                                                                                 

picture from: http://suhasagban.com/the-magic-of-thinking-big/

Kemarin saya bertemu seorang mahasiswa angkatan muda, ia tiba-tiba mengajak saya berkenalan dan secara tiba-tiba pula bercerita panjang lebar tentang dirinya dan segala hal yang ada dipikirannya. Mulai dari kenapa wajahnya terlihat 7 tahun lebih tua, sampai-sampai dia bertanya kapan UNDIP bisa seperti ITB, kenapa sistem pendidikan di Indonesia begini, begitu dan lain-lain. Awalnya saya terkejut mengingat saya belum pernah bertemu dengan anak ini sebelumnya. Namun kemudian saya tersenyum simpul mengingat saya pernah menjadi dia, atau mungkin sampai saat ini pun saya masih seperti itu hanya saja ‘sedikit bisa mengontrol’. Satu hal yang cukup langka saat ini yang saya dapat dari dia, BERPIKIR BESAR. 

Ada sebuah quotes dari Pramoedya Ananta Toer seorang penulis besar Indonesia yang namanya telah mendunia, ia pernah berkata bahwa “Segala hal yang ada di kolong langit adalah urusan orang-orang yang berpikir”. Pantas saja jika Allah menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di bumi ini, karena Allah telah memberikan modal besar kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluknya yang lain, berupa ‘akal’. Lalu sudahkah kita memanfaatkan dengan maksimal? Ada beberapa hal yang ingin saya bagikan, beberapa hal yang cukup membantu saya untuk terus berpikir besar.

Pertama, bergaulah dengan orang-orang besar. Orang-orang besar biasanya memiliki sikap yang positif, jauh dari hal-hal negatif. Ia pastinya memiliki jiwa yang besar. Mereka mempunyai visi dan misi yang  besar. Tak perlu malu atau minder untuk sharing atau bertanya kepada mereka karena kebanyakan dari mereka tahu bahwa berbagi adalah kunci dari semakin besarnya seseorang. Teruslah bersama mereka, karena energi positif itu akan menguatkan energi positif lainnya, dan berlaku pula sebaliknya.

Kedua, bacalah. Wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah SAW adalah “Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” Surat Al Alaq ini mengandung banyak sekali makna. Bacalah yang diperintahkan Tuhan disini tentu saja bukan hanya sekedar membuka lembaran kertas kemudian membacanya, bacalah disini bisa berarti membaca gejala alam, membaca perilaku manusia, membaca kehidupan. Bacalah disini adalah berpikir itu sendiri. Latihlah otak kita untuk terus berpikir tentang apapun itu. Mulailah berpikir dari hal paling kecil namun paling penting dalam hidup kita. Yaitu siapakah diri kita? Dan untuk apa kita diciptakan? Jika kita sudah dapat mengenali diri kita dalam arti sesejati-sejatinya maka kita tidak akan mudah galau oleh hal-hal sepele.

Ketiga, milikilah mimpi yang besar.  Mimpi yang besar inilah yang membuat Rasulullah berhasil membawa Islam pada kejayaan selama 23 tahun, mimpi besar inilah yang membuat Thomas Alfa Edison menemukan lampu di percobaannya yang ke puluhan ribu. Mimpi inilah yang akan menjadikan alam bawah sadar kita bergerak untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Jangan dulu pikirkan bagaimana caranya dan buang jauh-jauh fakta-fakta yang membuat mimpi itu terlihat tak mungkin. Karena ketika mimpi itu telah tertancap kuat dalam diri kita maka segala hal bisa menjadi sebuah keajaiban, segalanya menjadi mungkin.

Sewaktu SMA saya bukan seorang aktivis atau juara kelas, alih-alih yang saya lakukan adalah bermain ke sana kemari sambil berharap dikeluarkan dari sekolah. Serius. Namun setelah saya merasakan euforia universitas, saya merasa sangat kecil. Terutama dalam segi pemikiran. Di kampus banyak sekali kepala-kepala yang berpikir tentang negara, tentang bangsanya bahkan tentang dunia. Sedangkan saat itu saya? Jangankan dunia, memikirkan diri sendiri saja belum ada habisnya. Dan sejak saat itu saya ingin menjadi seseorang yang bermanfaat untuk banyak orang, dan jalan terbaik yang waktu itu saya pikirkan adalah menjadi seorang aktivis organisasi. Namun yang waktu itu saya lihat adalah kebanyakan para aktivis lulusnya lama, IP nya standar, sehingga orang harus memilih menjadi seorang akademis atau aktivis. Dan saya bermimpi, saya ingin menjadi salah satu bukti bahwa kedua-duanya adalah hal yang mungkin dilakukan bersamaan. Kesibukan kuliah bukan menjadi halangan untuk mengembangkan diri di organisasi begitupun organisasi tidak akan menjadi halangan untuk saya berprestasi di bidang akademis. Prosesnya duuuh jangan ditanya, kaki di kepala, kepala di kaki, tetapi Tuhan menjawab doa-doa dan peluh saya, seperti kata Arai dalam Sang Pemimpi “Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu itu”. Alhamdulillah saya terpilih sebagai lima besar Mahasiswa Berprestasi Fakultas Teknik dan saat ini pun saya dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik. Tak ada sedikit pun rasa ingin menyombongkan diri, hanya saja saya ingin sebelum saya keluar dari UNDIP tercinta ini, ada benih-benih baru yang tumbuh, ada semangat-semangat baru yang tak akan padam untuk meneruskan estafet perjuangan. Lewat tulisan ini saya ingin mengajak, mari kita bersama bergandengan tangan melawan kemalasan dan ketakutan berpikir sehingga tercipta generasi manusia yang paripurna, generasi yang unggul dalam SQ, EQ dan IQ.

Salam perjuangan atas nama MAHASISWA ISLAM