Kejadian Yang Berulang: ANTARA ANAK DAN KULIAH

Kemarin gue sempat ikut pengajian yang membahas tentang SUNATULLAH atau Kejadian Yang Berulang, dan mendadak gue mikir ada sebuah kejadian yang selalu terjadi berulang-ulang dan mungkin ini adalah kutukan yang menimpa gue saat gue dilahirkan, mungkin karena bapak gue doyan main gapleh waktu muda... (#ngelantur)

oke sebenarnya, apakah kejadian yang selalu berulang, dari tahun ke tahun yang menimpa hidup gue??
dan itu tak lain dan tak bukan adalah menjadi KUNCEN TEMBALANG (nama kampung tempat UNDIP berada) dengan frekuensi pulang pergi Bogor-Semarang diambang batas normal...

Dari jaman gue maba alias mahasiswa baru, gue selalu yang tertinggal dan terbelakang dalam hal PULANG KAMPUNG, dan selain itu kebiasaan lain adalah gue sering bolak-balik Semarang-Bogor di saat libur semester genap datang (yang selalu hadir saat Ramadhan). Selain bikin dompet gue kering kerontang, kepulang-pergian gue ini layaknya mesin penghancur tulang belulang, mungkin ini salah satu strategi penjualan susu Anl*ne High Calsium, dia sengaja men-setting para wanita muda cantik macam gue tersiksa pulang pergi ratusan kilo supaya susu mereka laku. #abaikan

Dan yang paling parah, apalagi selain pembuat onar nomer satu SI MAMAH!

Gue sebenarnya belum bisa meninggalkan Semarang minggu kemarin, karena gue masih punya tanggungan laporan Kerja Praktik gue kemarin (baca notes: Welcome to Jakardaaah!!!), well flashback sedikit ke belakang. Laporan KP ini adalah hal paling mengerikan yang pernah gue alami selama kuliah.
Kalau disuruh presentasi, diskusi, debat, berantem, adu jotos kalian bisa ngandelin gue ke area tempur, tapi kalau disuruh buat laporan, mending minta tolong nenek-nenek tanpa kolor di pinggir jalan, insya Allah dia lebih gesit dari gue. Lo tau setiap gue buka laptop gue buat nyelesaiin laporan gue, gue selalu berakhir dengan Plant versus Zombie atau minimal iler netes di keyboard dengan layar menayangkan drama korea 25 episode. GAGAL

Sampai-sampai teman seperjuangan KP gue macem si Nira, Puti sama Karin udah bete sama gue. Mereka udah jauh meninggalkan gue. Di sebuah perbincangan beberapa bulan yang lalu:
Nira: "Alhamdulillah gue udah di ACC buat seminar, kalian gimana?"
Puti: "Ini bab 5 masih aja direvisi gue"
Karin: (angguk-angguk) "Iya sama"
Nira: "Lu gimana lin?"
Gue: "Bab 1 gue yang kemarin gue print ilang coba, lu pada liat ga?"
#padabakardiri

Saat-saat tertinggal itu, gue menjadi semakin tertekan. Segala cara gue lakukan untuk menyelesaikan laporan itu dan bisa segera seminar. Karena yang lain semua udah seminar dari jaman firaun belajar jalan.
Kalau kalian mau tau tekanan mental gue dalam menangani laporan KP ini adalah, gue sampai membuat laporan KP adalah sesuatu yang hidup. Gue harus bisa mengimajinasikannya. Akhirnya lahirlah anak gue yang pertama namanya Kuncoro Prabowo alias KP. Gue sering menguatkan diri gue untuk jadi ibu yang baik buat dia.
Maka terjadilah percakapan-percakapan sinting macam ini di kastil (kontrakan gue red.)
Nida: "Kak, mau makan bareng ga? keburu malem"
Gue: "Ga nid, mau buat susu nih anak udah merengek dari tadi"
Ulfa: "Diemin aja nid, stres dia"
Nida (yang memang paling mulia di kastil): "Ya udah kak, mau titip apa?"
Gue: "Nescaf* aja satu ya, buat tugas si Kuncoro besok disuruh bawa itu ke sekolahnya"
Aris (sambil berbisik): "Telepon ibunya aja lak wes, kasian ik dia agak gila gitu"

Fotonya gue pasang di profil picture BBM gue, background laptop gue. Pokoknya semua hal yang bisa membuat gue inget sama anak gue ini akan gue lakukan. Gue sebagai single parent harus kuat menjalani ini semua. Pengasingan dan hinaan gue terima demi tumbuh kembang anak gue, Kuncoro. #skip jeda beberapa saat untuk yang mau muntah....

Kelihatannya cara ini cukup ampuh. Entah gue sadari atau tidak kelihatannya gue tumbuh menjadi seseorang yang sangat suka berinteraksi dengan makhluk hidup dan menjadi stres seketika menghadapi benda-benda mati seperti teknologi, sekumpulan data, setumpuk kertas tanpa kisah makhluk hidup di dalamnya. Jadi, untuk dapat bertahan hidup gue mengibaratkan pengelolaan air ini sebagai sebuah perjalanan Si Air untuk dongeng Kuncoro di malam hari. #najisun

Dan akhirnya gue bisa bertahan sampai detik ini, serius gue pikir gue bakal gila, setiap mau tidur gue selalu berharap di beri kekuatan untuk ngeliat Kuncoro berkembang tiap harinya.
Dan seminar telah usai tinggal menyelesaikan revisi-revisi... Kuncoro telah dewasa, sebentar lagi dia akan memasuki jenjang penting dalam hidupnya.... Gue harus kuat...

TOLONG DI SKIP BISA GA INI????

Yah intinya gue masih ada beban nih revisian kagak kelar-kelar, tapi tiba-tiba 'Emak Pembuat Ulah' telepon
Emak: "Lin, Jumat besok pulang yaaa"
Gue: "Lah kenapaa ma? aku belum bisa.... ini laporan KP belum kelar"
Emak: "Pokoknya pulaaang kamu! Mama udah rela-relain ga ke kantor"
Gue: "Laaaah bukannya emang Sabtu Minggu libur"
Emak: "Iya sih tapi pokoknya kamu harus pulang, kalau ga mau keluarga ini pecah...."
Gue: "Ma, ta..pi..."
Emak: "Papa...., ini lihat ini kelakuan anakmu, dia ga sayang lagi paaa sama kita,,, huwaaaaaaaaaaa, kenapa ada ibu setragis aku ya Allah, kenaaapaa?????"
Gue cuma bisa nggelundung dari tangga kampus gue sampai parkiran.

Akhirnya gue balik, seperti biasa... selalu ada kejadian cacat dari mulai stasiun sampai kereta. Mulai dari dengerin curhatan seorang bapak yang akhirnya menjadi kuli bangunan setelah sebelumnya menjadi general manager sampai masuk ke geng ibu-ibu pemborong baju karungan di Tanah Abang.

Daaaan..... sampailah gue di rumah gue yang dari luar aja udah pengen gue ketawain, gara-gara ada patung garudanya tapi gagal. Jadi lebih mirip anak haram perkutut sama kuda nil sih sih kalo gue liat.
Tapi kata bapak gue, patung anak haram perkutut sama kuda nil itu ga bisa dirubuhin soalnya ntar kalo dirubuhin, Pak Ipong (kakek-kakek tukang bangunan yg dulu bikin patung itu) bangkit lagi sambil teriak.
"KALIAN APAKAN BURUNGKU??? KEMBALIKAN BURUNGKU"
Ya udahlah, save burung Pak Ipong aja prinsip keluarga gue
#rancu

Kalian tau ga ternyata sampai rumah gue, apa yang dilakukan keluarga gue yang gue ga tau kenapa anehnya naudzubillah...

Mereka nyidang gue. Sidak, Sidang Dadakan.
Ini karena sebuah perihal yang tak lain dan tak bukan adalah SI UYA YANG AKHIRNYA PUNYA PACAR
D*MN PENTING BGT YAKIN SUMPAH!

Si bocah ingusan itu, adik gue paling bontot yang tukang nyelip ketek mak gue itu akhirnya punya pacar, namanya Rachel. Dan EMAK BAPAK GUE TIBA-TIBA KHAWATIR DENGAN GUE! Mereka menyimpulkan bahwa gue mengalami keterlambatan dalam perkembangan percintaan. Syalalalalalalala

Dalam sebuah Konferensi Meja Makan (KMM):
Emak: "Sekarang kamu jujur, siapa pacar kamu?"
Gue: "Kaga ada"
Papa: "Gapapa lin, jujur lebih baik, kita sangat support siapapun pria pilihanmu"
Emak: "Mama ga akan nanya lagi asal kamu sebut satu nama"
Gue: "Si Mi'un, anak ibu kos yang suka dagang siomay di kampus"
Emak: "Yang bener kamu?"
Gue: "Yeeeeh katanya ga mau nanya nanya lagi.... lichiiiks"

Dan percakapan yang sangat tidak manusiawi dan sama sekali tidak penting membunuh gue dalam sekejap.
Oke mari lupakan perihal si Mi'un, nama itu bahkan baru kepikiran habis baca plang Pijet Urut Mi'un di jalan antara Jatinegara-Bogor.

Ternyata setelah gue telusuri lebih dalam, Emak gue kena penyakit yang gue sebut CRAZY GRANDMA SYNDROM. Kata si Uya sih, si Mamah sekarang sukanya pulang kantor cepet buat ngambilin anak tetangga yang masih bayi buat disuruh manggil dia eyang. Yakin pas denger gue langsung berasa Flu Burung (gue ga tau sih sebenernya rasanya, tapi gue rasa cukup mewakili tekanan mental yang gue alami).

Kelihatannya si Uya ga bohong dan bener aja, besoknya tiba-tiba di saat gue tidur cantik akibat begadang semalaman, pas bangun gue udah liat ada anak bayi di samping gue.
"ALLAAAAHUUUUU AKBAAAR APAAAN NNNNNIIIIIIIIIIIIIHHHHH???"
Spontan anak itu nangis, gue teriak dalam hati. "GUE YANG SEHARUSNYA NANGIS HEY!"Tiba-tiba si mama teriak dari dapur.
"Itu Braga Lin, anaknya Mas Feri, sekalian mama bawa supaya kamu latihan punya anak"
SAKIT JIWA

Sambil nangis gue mencoba tidur lagi, tapi ternyata bayi kucrut itu ngejambak rambut gue!!!
MAKASIH LHOO YAAA!
Akhirnya mau ga mau gue bangun, gue tinggalin anak itu... bukan perkara ga suka, sebenernya sih suka aja gue, tapi kalo emak gue sampai lihat, hiiiiyyy merinding gue bayanginnya juga, bisa langsung dinikahin gue sore itu.

Tekanan terus menerus diluncurkan, emang tabiat emak gue gitu.... dia ga akan nyerah sampai musuhnya tekuk lutut depan dia.
Di depan pintu kamar gue ditempel kertas bertuliskan: KAPAN NIKAH? KAPAN PUNYA ANAK?
Gue sobek dengan yakin
Nyampe dalem kamar isinya baju-baju gue sama adek-adek gue pas bayi berserakan, APA LAGI INI YA ALLAH??!
"LIN BANTUIN LIPETIN YAAA, MAU MAMA KASIH SI FANI ANAKNYA SEKARANG UDAH BISA JALAN TAU...FANI KAN 3 TAHUN DIBAWAH KAMU YA? TAPI ANAKNYA UDAH GEDEEEE LHOOO"

Gue lipetin pake kaki sambil doa minta dijauhkan dari marabahaya... #astajim

Jurus emak gue berikutnya adalah tiba-tiba muncul depan gue bawa celengan,sambil masukin duit receh
Emak: "Mama udah nabung lho seperak demi seperak untuk pernikahan kamu" (pasang muka sedih)
Gue (Ngejahit mulut, telinga sama kelopak mata sebagai aksi protes perlindungan panca indra dari tindakan offensif orangtua kandung).
BOHONG BESAR! Jangankan nabung kayak gitu, dulu waktu gue kecil beli tabungan aja diketawain katanya anak desa, kuno ketinggalan jaman  terus dianter ke bank diajarin bunga dan deposito (masa kecil hancur). Gue yakin mak gue cuma pengen menggambarkan sosok ibu lemah lembut yang berkorban demi anaknya dengan menyisihkan uang hasil jualan gorengan dari pagi sampai malam. Tapi ibu gue adalah LADY KILLER yang siap membantai siapapun yang menghalangi jalannya T.T

Bapak gue yang tadinya di pihak emak gue (pasti karena ancaman) akhirnya menyerah dan hanya bisa diam tak berkutik melihat gue yang jelita ini diserang sedemikian rupa. Sampai akhirnya gue bilang...
Gue: "MAMA, MAMA NGAPAIN SIH NYURUH NYURUH AKU NIKAH TERUS, MAMA KAN JUGA DULU NIKAHNYA UMUR 29, HABIS KERJA!!"

Hening
Terus emak gue memelankan nada suaranya yang tadinya habis teriak-teriak: "KAPAN NIKAH KAPAN NIKAH"
Emak: "Mama itu dulu orang susah, ga ada yang mau.... papa juga orang susah, mau nikah ga ada biaya, mama cuma ga mau Kejadian Yang Berulang, kamu harus punya masa depan lebih baik dari mama"
Semua terdiam, suasana mencekam.... Gue antara mau nangis dan mau ngupil *astaga
Si Uya nyenggol-nyenggol rusuk gue sambil bilang "Kampret minta maaf lu"
Gue dengan berat hati minta maaf, emak gue cuma mengangguk lemas.
Dengan berat hati gue bilang "Ya udah ma, habis lulus insya Allah deh kalau Allah mengizinkan"
Emak gue: "Yakin?"
Gue: "ya kalo ayat nikah udah turun buat aku, kalau belum masa mau ngawinin aku sama lutung?"
Emak gue: "Tapi beneran ya dalam waktu dekat?"
Gue: "Iye"
Emak gue: "CUS UDAH DIKUNCI JAWABANNYA! DAH SANA BALIK BURU KE SEMARANG SELESAIN KULIAH HABIS ITU LANGSUNG NIKAH!"

Gue ketuker ga sih dulu waktu di rumah sakit? Gue masih yakin gue anaknya Angelina Jolie sama Brad Pitt kok sumpah deh....

And here I am.... membusuk di Semarang dengan segudang pikiran... Disaat yang lain sudah berleha-leha di kampungnya masing-masing, gue sibuk menyepi menyelesaikan laporan KP gue, tapi gue rasa ini lebih baik dibanding di rumah, walaupun teror Emak gue masih bisa dia lakukan via telpon, bbm, email... tapi seenggaknya dia ga bisa ngirim paket TIKI anak tetangga kan?

Dan ternyata gue lupa cerita ke Emak gue kalo sebenarnya dia sudah punya cucu,cucu yang setia menemani di saat sulit sendiri di Semarang
namanya Kuncoro Prabowo

Untuknya sebuah foto si Buah Hati....

gambar dari: http://twicsy.com/i/Rm3GXc

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer