When You Need 'Motivasi Sukses'

Sebulan lebih setelah gue menuliskan sebuah cerita berjudul “ITB dan Sebagian Diri yang Terakui” dan menjadi viral dengan jumlah like 4.925, share sejumlah 3.684 dan comment sebanyak 671 tepat pada saat notes ini dibuat. Well, walaupun masih kalah jauh sama jumlah like, share dan comment-nya video anak ABG yang lagi ngegebukin temen sekelasnya atau video See You Again-nya Wiz Khalifa feat Charlie Puth dalam Bahasa Jawa (indikator tontonan bermutu gue sehari-hari).
Sebulan ini bukan seperti sebulan biasanya, hidup gue mendadak kayak roller coaster, masalahnya bukan roller coaster di Dufan, tapi roller coaster di Ohio, Amerika Serikat yang suka masuk 7 wahana menegangkan di dunia versi On The Spot (lagi-lagi indikator tontonan Jones a.k.a Jomblo Ngenes di usia nyaris seperempat abad). Gue yang awalnya bebas mau ngapain aja (bahkan kalaupun gue tiba-tiba koprol di jalan raya atau turun tangga pake sikap lilin, gue yakin gak ada yang ngegubris) dalam hitungan hari jadi perbincangan dimana-mana, puluhan chat masuk, memastikan Nur Novilina yang lagi diomongin sama lingkungan kantor atau kampus atau grup WA mereka adalah gue.
Pernah suatu hari pas gue lagi di perpustakaan dan mengerjakan tugas, gue dapet posisi duduk dimana muka gue menghadap jendela dan membelakangi orang-orang, ada sekumpulan anak cewek tepat dibelakang gue melakukan percakapan yang kurang lebih seperti ini (dilengkapi isi hati gue saat itu):
Cewek 1: “Eh lo udah baca belum notesnya, yang nulis tentang ITB itu?” (yaaaak…. Semoga selain notes gue ada emak-emak gila yang secara random nulis ITB dari sudut pandang emak-emak)
Cewek 2: “Ya udah lah, yang ditulis mbak-mbak, Nur siapa gitu kan?” (Semoga masih ada Nur Komariyah atau Nur Laela yang nulis tentang ITB --> ciri-ciri optimisme nyata)
Cewek 3: “Nur Novilina” (Gue ngejedotin kepala ke jendela, sampai pecah kacanya terus gue kunyah kacanya layaknya kuda lumping)
Cewek 1: “Kata lo gimana tulisannya? Kira-kira dia udah dilacak atau ditangkep dosen belum ya?” (okeeee gue merasa seperti salah seorang mafia seksi macem Angelina Jolie yang jadi pengedar ganja)
Cewek 2: “Kata gue sih lucu-lucuan aja notesnya, ga perlu ditanggapi serius” (uuuu peluk sini sama mama…)
Cewek 3: “Hmm kata gue mbak-nya kurang kerjaan sih, ngapain lagi nulis-nulis kayak gitu segala?” (gue bukaaan kurang kerjaaan, gue kuraaaang duiiitt!!! Pengen beli pulau tapi sejauh ini baru bisa bikin pulau di atas bantal a.k.a. jigong)
Dan sekitar 5 menit mereka sibuk membicarakan isi notes itu, semuaaa dibahas, terjadi pro kontra, bahkan ada hal yang bikin gue geleng-geleng kepala
Cewek 3: “Eh yang mana sih orangnya?”
Cewek 1: “Iiih itu lhooo yang pake kerudung, aduh orangnya suka ke perpus kok, ntar kalo ada gue tunjukin deh…” (gue nyaris balik badan sambil bilang “HOLAAAA IT’S MEEEEEHHH!!!! Lalu dilanjutkan joget Zumba, tapi akhirnya gue tekan niat itu, takut terjadi pembunuhan massal)
Cewek 2: “Katanya sih mbaknya pas S1 udah terkenal gara-gara suka nulis” (jangan sampai habis ini ada yang bilang “katanya sih dia jadi gila gitu gara-gara ditinggal cowoknya yang artis itu lhoo.. Johnny Depp, LDR gitu sih mereka, emang susah banget sih kalau LDR-an”)
Dan gue terjebak dalam situasi itu. Plan A gue adalah menunggu mereka pergi dan gue akan secepat kilat cabut ke kosan. Plan B gue adalah balik badan terus ikut nimbrung gossip “Eh ciiiin ikutan dong eike, seru bingits siiih”. Tapi akhirnya gue bertahan pada plan A, sampai tiba-tiba pensil gue jatoh yang membuat gue harus mengambil dengan konsekuensi menunjukkan jati diri gue. Gue masih bertahan buat lanjutin nulis pake tinta darah (kalo ini hoax betulan). Dan tetiba Pak Lili penjaga perpus teriak “Mbak Nur itu pensilnya jatoh”.
Tak terelakkan lagi suasana menjadi hening mencekam… diganti bisikan panik sekumpulan cewek-cewek itu.
Cewek 2: “Mati kita!! Itu orangnya”
Cewek 1: “Sumpah lo? Parah pasti denger lah apa yang kita obrolin dari tadi…. Gimana dong gimana dong?”
Cewek 2: “Minta maaf gak ya? Aduuuuh bodo banget sih kita, aduh gue maluuu”
Cewek 3: “Tapi aneh ih kalo tiba-tiba minta maaf, gak usah lah mungkin aja gak denger”
Mau gak mau gue cengar cengir karena ini kejadian yang absurd banget… gue juga merasa kasihan sama mereka yang ngerasa bersalah, well sebenernya wajar-wajar aja sih ngobrol gitu, cuma mungkin gue aja yang masih bingung harus bersikap bagaimana.
APA GUE PERLU BALIK BADAN SAMBIL MENGGOYANG-GOYANGKAN JARI TELUNJUK TERUS NGOMONG “UMMM DON’T WORRY BEIBEEH”, SEANDAINYA GUE SECANTIK ARIANA GRANDE MUNGKIN JATOHNYA MOMEN HEROIK TAPI DENGAN TAMPANG GUE YANG GEMBEL BEGINI GUE TAKUTNYA MEREKA STEP DI TEMPAT.
Pernah juga suatu hari gue duduk di taman sendirian lagi nunggu kunci kosan yang kebawa si Ul (temen sekamar gue) tiba-tiba ada yang berbisik.
“Eh itu bukannya yang nulis notes itu ya? Kasian dia kayaknya emang gak punya temen deh, belajar mulu”
Tanpa bermaksud ngartis gue jadi paham perasaan Whitney Houston saat di wawancara Oprah
Oprah: “Apa cita-cita seorang Whitney yang belum tercapai?”
Whitney: “Pergi ke taman, menggunakan kaos, celana jeans, tanpa make up dan tidak seorang pun mengenali”
Dan cita-cita itu tidak pernah terkabul sampai akhir hayatnya.
MUNGKIN INI SAATNYA GUE NGELAYAT KE MAKAM SI WHITNEY!!!
Semua itu belum ada apa-apanya sampai suatu hari waktu gue lagi nonton seminar bareng temen-temen, Mbak Devita salah seorang mahasiswa penerima beasiswa yang dekat dengan dosen-dosen tiba-tiba manggil gue, “Lin, aku di SMS Kaprodi (Ketua Program Studi), nyari mahasiswa yang namanya Nur A.”
YAK MAMPUS ITU AKUN FACEBOOK GUE!
Temen-temen gue yang disebelah gue justru yang panik.
“LIIIINNN GIMANA LIN??? YA ALLAH SABAR YA LIN!!!”
“TENAAANGGG LIN SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA” (tapi doski ngomong seakan-akan bentar lagi ada bom meledak di ruang seminar itu)
Gue mencoba menenangkan doski DAN TERLEBIH MENENANGKAN DIRI GUE SENDIRI
“Tenaaaaang, inget-inget lagi wabah kelaparan di Sudan, inget Perang Dunia, inget pembantaian PKI. Ini ga ada apa-apanya”. (padahal jantung gue rasanya kayak dilempar dari Monas terus nyampe bawah kelindes ‘emak-emak yang bawa motor matic rating kanan tapi beloknya kiri’. FIX TEGANG BANGET!!!)
Tapi serius deh, setiap ada masalah yang gue anggap berat, gue seringkali membayangkan peristiwa-peristiwa yang jauuuuh lebih besar, penderitaan-penderitaan yang jauuuuh lebih mengerikan. Walaupun terkesan alay tapi itu ampuh lho. Rasa-rasanya beban kita jadi gak ada apa-apanya, cuma prakteknya memang gak mudah, dan jangan coba-coba ngasih saran ini ke temen lo, gue udah pernah nyoba soalnya.
Temen gue: “Aduuuh Lin, gimana nih, gue disuruh ngulang sidang tugas akhir? Kalo gue gak lulus gimana? Kalo gue gagal? Kalo gue ga dapet kerja? Terus anak istri gue mati kelaperan gimana?? Gimanaaa???”
Gue: “Sob, tenang sob, bayangin ini belum ada apa-apanya dibanding anak-anak pengungsi Rohingya yang mati kelaparan, terombang-ambing di atas laut selama berminggu-minggu, atau lu bayangin ribuan orang yang mati kena genosida waktu jaman Hitler sob… penderitaan kita bener-bener cuma seupil sob dibanding mereka”
Temen gue: “O… oke… makasih lho atas sarannya”
Habis itu dia gak pernah cerita lagi ke gue, dan gue juga ga pernah lagi ngasih komentar sejenis itu. PEDIH.
Sebelum menghadap Kaprodi, gue minta doa ke bapak ibu gue. Dan besoknya emak gue sms
“Lin, mama sama papa sudah diskusi tadi malam, kalau kamu sampai di DO dari ITB ga masalah… Kami tetap bangga sama kamu. Jalan hidup kamu masih panjang, masih akan ada pintu-pintu kesuksesan lain yang terbuka. Tapi kami juga sepakat kamu nikah dulu terus ngasih kita cucu. Good luck. (NB: inget usia kami tak lagi muda)”
Whaaaat??!!! Hape secara otomatis gue banting, dan bahkan masuk ke ruang Kaprodi ini adalah detik-detik penentu masa-masa lajang gue. Pelik.
Sambil menunggu Ibu Kaprodi yang masih ada tamu, gue mencoba googling gambar-gambar kelaparan di Sudan.
“LO PASTI BISA LIN, LO KUAT KAYAK MACAN DI IKLAN BISKUAT, LO TEGAR MACEM LAGUNYA TEH ROSSA” (Tak lupa gue buka bungkus biskuat dari tas gue, berharap menambah kekuatan... kekuatan mental terutama)
“LIHAT MEREKA LEBIH PARAH, ITU YA ALLAH SAMPAI DIKERUBUNGIN LALAT BADANNYA, LIHAT BADAN LO GA ADA LALAT KAN?” (Dan satu lalat terbang di ruangan itu membuat mental gue down kembali)
“INI BELUM ADA APA-APANYA, MINTA MAAF, HAPUS POSTINGAN DI FACEBOOK, KALO PERLU HAPUS AKUN FACEBOOK, ABDIKAN DIRI SAMPAI KERACUNAN GAS KIMIA DI LAB, ITU TUJUAN HIDUP LO YANG BARU”
Dan waktu penentuan itu datang, gue duduk di depan Ibu Kaprodi yang baru terpilih beberapa hari itu. Gue mencoba membuka suara dan sebuah tawa mengagetkan gue.
Ibu Kaprodi: “Hahahahahahaa”
Gue: “Bu saya…”
Ibu Kaprodi: “Ahahahahaa, ya ya saya tahu, ahahahaha”
PADAHAL TADI GUE UDAH SIAP DI SURUH NEGAK SIANIDA.
Setelah sepersekian detik gue melongo dan melotot karena terkejut, si Ibu mungkin menyadari dan segera bersimpati.
Ibu Kaprodi: “ya bagaimana?” (sambil tetap menahan tawa)
Gue: “Bu saya mau minta maaf, karena postingan saya di facebook dan blog mungkin menjadi masalah buat ibu di awal-awal kepemimpinan ibu, maaf saya membawa- bawa nama instansi ini.”
Ibu Kaprodi (ini mulai serius): “Kalau bagi saya pribadi fun-fun saja, cerita kamu menghibur. Hanya saja memang kamu perlu lebih bijak dalam menggunakan sosial media, sosial media itu bisa menyebar tanpa bisa kamu kendalikan, dan semua orang bisa bicara semau mereka karena gak semua orang punya kepala yang sama, pasti ada yang suka dan ada yang tidak. Yang saya mau tekankan adalah jangan pernah lari dari tanggung jawab, kalau kamu setelah ini menjadi tidak nyaman dalam menjalani kuliah saya minta kamu hadapi, sekali lagi jangan lari. Kamu harus tahu betul konsekuensi dari tindak tandukmu dan siap dengan itu semua”
Gue: “Baik bu, apakah saya perlu hapus atau buat pernyataan minta maaf di publik?”
Ibu Kaprodi: “Tidak perlu saya rasa”
Rasa-rasanya gue pengen peluk si ibu sekencang-kencangnya, tapi mengingat isu LGBT yang kian merebak, gue urungkan niat itu. Sambil mengucapkan rasa terimakasih tak bertepi gue pamit undur diri. Sebelum keluar ruangan Ibu berkata:
“Saya lihat tulisan kamu yang lain, lucu, konyol, lebay, dari dulu memang tipe menulis kamu seperti itu, kalau memang itu diri kamu yang sebenarnya, jangan dihilangkan. Saran saya buat buku atau novel mungkin lebih baik”
Saat itu gue cuma bisa bilang “Terima kasih bu” sambil menutup pintu ruang kaprodi dan entah mengapa air mata gue menetes. Seseorang yang mengerti arti tulisan bagi diri gue selalu bikin gue mellow macem marshmallow.
Tapi tetap gue tak lupa sms ortu gue.
“Ma, pa, maaf aku belum bisa kasih cucu dalam waktu dekat” dan mungkin setelah itu mereka yang gantian banting hape.
Setelah peristiwa viralnya notes itu, gue memang ingin menyepi sejenak dari dunia tulis menulis di publik, setidaknya sampai lulus. Dan kehidupan gue menjadi sedikit normal, memang ada benarnya kata-kata Julia Roberts seorang artis besar pada masanya “kepopuleran itu adalah sesuatu yang sangat fana” sama sekali jangan pernah mengejar popularitas karena sifatnya mematikan. Terasa manis namun ternyata kita tenggelam semakin dalam. Dan saat semuanya hilang atau pudar kita baru sadar bahwa kita tidak punya apa-apa.
Gue salut juga sama artis-artis yang punya banyak haters. Gue baca komen miring dari satu dua biji akun aja stresnya setengah mati. Saking kepikirannya komen-komen miring itu gue jadi sering tiba-tiba geleng-geleng kepala sambil bergumam “udah ga bener ini dunia, udah ga bener” terus paling ditanggapi si Ul temen sekamar gue dengan nada sarkasme “Kenapa Sukarno bangkit dari kubur???”
Kehidupan menjadi lebih tenang sampai akhirnya….. Auuuuu (#EfekLolonganSrigala)
Suatu hari teman gue ngechat gue intinya dia dihubungi salah seorang editor dari penerbit ternama yang tertarik untuk membukukan tulisan gue dan akhirnya teman gue itu memberikan nomer gue. Dan ternyata tanpa berlama-lama editor itu segera menghubungi gue. Tanpa ba bi bu dia jelaskan alasan kenapa dia tertarik dengan tulisan-tulisan gue, kemudian gue jelaskan tentang kekhawatiran gue yang mau fokus kuliah dulu, meskipun dalam hati kecil gue rasanya gue mau meledak sampai ke Mars terus balik lagi ke Bumi habis itu pergi lagi ke Mars (terusin aja Lin ini informasi ga mutunya).
SOALNYA GUE ANTUSIAS BANGET... IT’S LIKE A DREAM COME TRUE
Kemudian editor itu melanjutkan, “Kalau bisa segera posting tulisan lagi di medsos, kalau ada like sampai kira-kira sekian kita bisa lanjutkan ke tahap berikutnya. Saya harap bisa segera ya mbak karena ini momennya sedang bagus. Saya yakin dengan mengunci image mbak yang lucu, konyol dan jomblo banyak masyarakat yang suka.”
ASTAGA NAGA BONAR JADI DUA, cita-cita gue untuk hidup normal terenggut…. Dan itu apa-apaan main kunci-kuncian image gue yg konyol dan jomblo? APAKAH ITU ARTINYA GUE AKAN MENJADI PERAWAN TUA YANG DITERTAWAKAN SELAMANYA? YA ALLAAAAAH BANTU HAMBA YA ALLAH.
Akhirnya gue utarakan hal ini ke Ibu gue, orang yang mengajari gue menulis untuk pertama kali, yang mengingatkan gue bahwa dengan tulisan gue bisa menjadi apapun yang gue mau, bahwa suatu hari gue akan menjadi orang besar yang akan berpengaruh lewat tulisan-tulisan gue (walaupun gak pernah terbayang sekalipun kalau harus tulisan ber-genre humor, disaat bacaan gue sejenis Pramoedya, Buya Hamka, NH.Dini, dan para orang-orang hebat pemikir yang berpengaruh... sedangkan tulisan gue T.T #SungkemMintaAmpun). Dan terjadilah percakapan ibu-anak abnormal:
Gue: “Mak, aku ditawarin penerbit buat bikin buku”
Emak gue: “Bagus dong, itu kan cita-cita kamu dari dulu”
Gue: “Tapi gimana dong, genrenya humor, kalo nanti aku banyak haters? Banyak yang ga suka, banyak yang ngehina dianggap tulisan gak bermanfaat”
Emak gue: “Niatin aja untuk kebaikan dan kebermanfaatan, tentang orang yang bakal ga suka dengan tulisanmu... halah klise, Nabi saja yang dijamin masuk surga banyak yang ga suka, apalagi kamu yang kemungkinan dicuci dulu di neraka” GUE SEGERA MENGAMBIL SIKAP LILIN DI ATAS BARA API
Setelah itu gue memang merenungi kata-kata Emak gue yang super tega kalo sama anaknya. Benar bahwa ini adalah kesempatan langka yang harus gue manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Gue akui gue takut. Tapi gue harus yakin bahwa ketakutan itu adalah sesuatu yang datang dari dalam diri gue, dan artinya hanya gue sendiri yang bisa mengatasinya. Toh kalaupun gue menemui kegagalan gue akan bangkit lagi, persis seperti bayi yang belajar berjalan. Motivasi itu ada dari dalam diri kita sendiri, dan bersama Tuhan ia akan menguat.
Sebuah pintu baru dalam hidup gue terbuka... Inilah babak baru dalam hidup gue, untuk menjadi lebih besar dan lebih bermanfaat. Bismillahirahmanirahim...
“Key of Success adalah Kunci Kesuksesan “ (Imam Rochsidi)


Soriiiiiii salah masukiiin quotes gue (btw ini lagi model ya quotes-quotes sampah macem gini, pelipur lara bener).... nih gue kasih yang beneran!
“Tak ada yang dapat membuat kita rendah diri tanpa izin dari diri kita sendiri” (Eleanor Roosevelt)

Komentar

  1. Wah, keren bisa sampai masuk episode-episode gak terduga (dipanggil kaprodi, ditawarin penerbit, dll)

    yah, ibarat kata Neil Armstrong, "One small step for man, one giant leap for mankind"

    sukses!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai tengkyu ardiologi... semoga kamu jg sukses selalu

      Hapus
  2. Mbak lina dulu dpt beasiswa ke itb darimana mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai zulvi, aku gak ambil beasiswa sbnernya, telat daftar waktu itu hehee

      Hapus
  3. makan apa sih ka ko bisa bikin tulisan semantap ini ? ditunggu bukunya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haiii Arizzal Firdaus (btw ini namanya mirip temen seangkatan SMA gue, tapi iya bukan ya? wkwkwk) siap ntr beli yaa kalo udah launching bukunya

      Hapus
  4. Haloo pak^^

    Kami dari SENTANAPOKER ingin menawarkan pak^^

    Untuk saat ini kami menerima Deposit Melalui Pulsa ya pak.

    *untuk minimal deposit 10ribu
    *untuk minimal Withdraw 25ribu

    *untuk deposit pulsa kami menerima provider
    -XL
    -Telkomsel


    untuk bonus yang kami miliki kami memiliki
    *bonus cashback 0,5%
    *bunus refferal 20%
    *bonus gebiar bulanan (N-max,samsung Note 10+,Iphone xr 64G,camera go pro 7hero,Apple airpods 2 ,dan freechips)

    Daftar Langsung Di:

    SENTANAPOKER

    Kontak Kami;

    WA : +855 9647 76509
    Line : SentanaPoker
    Wechat : SentanaPokerLivechat Sentanapoker

    Proses deposit dan withdraw tercepat bisa anda rasakan jika bermain di Sentanapoker. So… ? tunggu apa lagi ? Mari bergabung dengan kami. Pelayanan CS yang ramah dan Proffesional dan pastinya sangat aman juga bisa anda dapatkan di Sentanapoker.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer