Berguna atau Dimanfaatkan???

Beberapa hari silam gue menemukan satu lagi hikmah kehidupan yang gue pikir mahal harganya. Makanya gue excited banget buat nulis dan share. Ceritanya gue diminta tolong oleh seorang dosen kenalan di sebuah Universitas X. Beliau berencana membuat buku dan tersebutlah gue yang dia percaya untuk membantunya mengerjakan beberapa soal latihan di buku literatur dari barat sana. Intinya gue diminta memecahkan beberapa soal dan mungkin nanti beliau tinggal modifikasi angka-angkanya. Karena gue pikir ini suatu hal yang ‘tidak ada salahnya’ akhirnya gue menyanggupi lah permintaan beliau. Singkat kata otak gue nyaris meledak baca soal-soalnya yang super njelimet itu. Akhirnya gue menuju perpustakaan dimana banyak kawan-kawan gue yang mungkin bisa memberi ilham. Saat gue lagi kebingungan beberapa nyeletuk

Si A: “Mau aja lo Lin, disuruh-suruh gitu. Dapet duit emang?”

Gue: “Enggak sih”

Si B: “Yaelaaah ini mah namanya lo dimanfaatin! Coba bayangin jasa translator itu mahal banget loh, ini lo udah disuruh translate soalnya juga nyari jawabannya lagi”.

Si A: “Udah ah cabut yak, gue sama B mau ke mall nih ada diskon menuju akhir tahun, ikutan gak?”
Gue: “Bunuh guuue bunuuuh!”

Seketika bulu ketek gue kebakar, saking marahnya. (najis enggaklah)

Ditambah pada hari itu jam menunjukkan waktunya gue untuk rapat rutin. Gue udah janji gitu ceritanya buat dateng rapat. Ternyata dosen itu bilang “Kalau bisa diselesaikan dulu ya, saya butuh hari ini”. Semakin terpuruklah gue dalam lubang buaya, mending ke dalam hati buaya darat! #ehapasih

Yah pada saat itu intinya mendadak gue bete super dahsyat, mencoba berpikir salah apa gue sehingga layak dimanfaatkan oleh orang-orang yang gue kasihi (kebanyakan nonton sinetron). Serius tapi saking keselnya gue nangis aja gitu. Sebenernya lebih antara gak tau harus gimana. Kebiasaan gue emang nangis pas gak tau jawabannya, macem anak SD yang nangis kalo gak bisa ngerjain soal ujian.

Saat di titik itulah gue secara iseng ngambil buku motivasi di kamar kos gue. Kebetulan emang gue suka koleksi buku-buku motivasi. Walaupun semua orang punya motto hidup “Hidup tak seindah kata-kata Mario Teguh” gue tetep menjadi orang yang bisa berbinar-binar antusias dengerin kata-kata motivasi, serius lo gak usah repot-repot ceritain kasus Kiswinar, gue #teammarioteguh (cinta buta red.). Bahkan dalam momen apapun kalau ada kata yang tiba-tiba bikin gue termotivasi gue bisa banget tepuk tangan sendiri di forum. Misalnya dalam sebuah seminar tesis, kakak tingkat lagi maparin background penelitian dia

Kakak tingkat: “Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki masalah di bidang air bersih, banyak daerah-daerah kekeringan bukan karena kurang air namun karena tidak ada air yang layak untuk digunakan, untuk itulah penelitian ini dimaksudkan menjadi jalan keluar bagi masalah tersebut. Karena air adalah hajat bagi semua manusia maka saya sangat optimis penelitian ini dapat diaplikasikan”

Gue: “Uwooooww cool” (tepuk tangan pelan-pelan)

Terus habis itu semua pada nyingkir dari sebelah gue macem gue pengidap antrax alias sapi gila. Kata temen-temen gue sih kelakuan macem gitu adalah definisi ‘Alay’.

Alay anak layangan, nongkrong pinggir jalan sama teman-teman
Biar keliahatan anak pergaulan, yang doyan kelayapan
Anak layangan- Lolita (Dangdut koplo dalam sebuah bis bogor-bandung, yang gak tau bisa search di youtube. Gue sih udah ngapalin liriknya, selain lirik Lelaki Kardus)

Back ya ulah garelo pisan, ini tuh tulisan serius tau ah elah, heran gue…

Nah sesampainya di kosan, sebelum melanjutkan pekerjaan tersebut gue memutuskan baca buku motivasi, satu bab aja dapat menyembuhkan pikiran negatif gue. Entah kenapa secara kebetulan gue ambil buku Rise above the Crowd yang ditulis oleh Indrawan Nugroho. Tepat di bab Kekuatan Purpose. Kekuatan Tujuan. Redaksinya seperti berikut:

Purpose tidak bisa disamakan dengan tujuan spesifik atau strategi dari sebuah bisnis. Purpose bertahan setidaknya selama seratus tahun. Sementara itu strategi berubah berkali-kali dalam serratus tahun. Anda bisa saja mencapai sebuah target namun belum tentu memenuhi sebuah purpose yang seperti bintang pemandu di ujung cakrawala-selamanya dikejar namun tidak akan pernah sampai. Purpose tidak pernah berubah, namun menginspirasi munculnya perubahan”

Steve Jobs, mendeklarasikan purpose Apple: “To make a contribution to the world by making tools for the mind that advance humankind”

Disney dengan Disneylandnya: “To create happiness to the others”

(udah pada mau tepuk tangan beloooom sih bacanya? Lanjut yak)

Apa yang Anda perjuangkan? Jangan terburu-buru menjawabnya. Renungkan terlebih dahulu. Gali dan temukan jawaban yang paling dalam.

Ketika Anda merumuskan purpose, pastikan bahwa sesuatu yang Anda perjuangkan bukan kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan orang lain. Hasil riset menunjukkan, mereka yang meyakini bahwa pekerjaannya bisa memberikan manfaat bagi orang lain, tidak mudah lelah maupun kecewa, dibandingkan mereka yang bekerja hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

“PURPOSE ANDA MERUPAKAN SESUATU YANG MULIA DAN MERUPAKAN JALAN BAGI ANDA UNTUK BISA MEMBERIKAN KONTRIBUSI PADA ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA”

gambar diambil dari https://media.licdn.com

Sampai sini gue berdiri sendiri di kamar kosan, terus tepuk tangan serentak. Untung gue gak tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit jiwa terdekat.


Gue baru sadar bahwa kita harus benar-benar berhati-hati dengan apa tujuan hidup kita. Karena itu yang menentukan seluruuuuh aktivitas dalam hidup kita. Orang yang punya tujuan hidup uang, tentunya ia akan kerahkan segala daia, rinso dan so kiln (Lin… lin… ini dibaca orang lho, inget!). Ulangi ya…

Orang yang punya tujuan hidup uang, tentunya ia akan kerahkan segala daya, upaya dan kemampuannya untuk mengumpulkan uang. Maka orientasinya adalah materi. Pantang melakukan apapun jika tidak diganjar materi, Hidupnya akan terkungkung dalam perasaan kekurangan dan matilah ia oleh ketamakannya. Sedangkan orang yang punya tujuan berkontribusi untuk dunia yang lebih baik mungkin saja justru nombok alias berkorban dan jatuh miskin, namun ia pastilah bahagia dan berkecukupan. Dan yang terpenting tentulah ia memberikan perubahan sekecil apapun itu.

Kemudian yang penting berikutnya adalah memelihara tujuan hidup kita. Menjaga tujuan hidup kita mungkin sama sulitnya dengan menemukan tujuan hidup kita. Apalagi tujuan hidup itu nyambernya (nyamber, bahasa macem apa sih Lin) ke believe. Sesuatu yang kita yakini tapi mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Walhasil siap-siaplah kita dijuluki orang gila.

Tentunya sebagai manusia yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya, gue meyakini bahwa satu-satunya alasan gue diciptakan adalah untuk mengabdi kepada Allah. Dan bentuk mengabdi gue adalah memberikan kontribusi sebesar-besarnya pada manusia dan kemanusiaan, untuk hidup dan kehidupan. Lebih spesifiknya lagi, mungkin sampai detik ini salah satunya adalah dunia pendidikan. Maka dengan segala daya upaya gue akan mengusahakan kontribusi gue di bidang itu.

Dalam kasus membantu dosen tersebut memecahkan jawaban dari soal-soal emejing itu, gue bisa memilih untuk terus berprasangka bahwa beliau memanfaatkan gue, kemudian gue ngasal aja kerjainnya, bodo amat mau bener atau salah, bisa gue pura-pura sakit perut karena sedang mengandung anak ke 13. Yah pokoknya banyaklah alasan yang bisa dibuat. Berbeda ketika gue mencoba mengingat lagi mimpi-mimpi gue, harapan-harapan gue yang bahkan gue gak tau bisa menyaksikan hal tersebut atau enggak. Bayangan itulah yang membentuk arah yang jelas, yang membuat gue punya alasan yang kuat untuk berjuang memberikan yang terbaik setiap hari dan dalam setiap momen. Sumpah lho feel nya langsung beda… BEDA BANGET! Macem makan sambel yang diblender sama yang diulek. Halah

Tapi serius deh….Hal ini akan terus gue ingat sebagai pembelajaran penting bahwa aktivitas seseorang yang dimanfaatkan dan yang berguna bagi orang lain bisa jadi sama. Bisa jadi sama-sama capek, sama-sama ‘gak dapet apa-apa’, sama-sama ‘orang lain seperti lebih diuntungkan’. Namun mindset kita yang memberikan nilai yang berbeda dan tentunya hasil yang berbeda pada setiap aktivitas kita. So, lo pilih jadi orang berguna atau orang yang dimanfaatkan? Gue sih pilih Johnny Depp. Yak mulaai ngimpi!

Bandung, dalam perenungan menuju detik-detik seperempat abad


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer