Ini tentang LCT dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam


Hari ini hari pertama saya menjalankan tugas saya sebagai Ketua Senat baru. Sebuah undangan dari teman-teman di D3 datang kemarin. Meminta kehadiran Senat untuk acara suksesi LCT. FYI, LCT adalah salah satu biro akademik di FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam). FKMI sendiri adalah salah satu biro di Fakultas Teknik yang berkecimpung dalam kerohanian islam untuk mahasiswa D3 di Fakultas Teknik UNDIP.

Acara yang berlangsung di ruang kuliah elektro 203 dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 16.00. Agenda acara tersebut adalah Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan pemilihan ketua LCT generasi berikutnya.

Walaupun acaranya terbilang cukup sepi namun boleh diajungi jempol karena ternyata untuk memilih ketua sebuah biro yang menurut saya belum terlalu besar di fakultas teknik ini sudah sangat selektif dalam menentukan kriteria seperti apa yang harus dipenuhi "Sang Calon". Dengan adu argumen akhirnya didapatkan 8 poin Kriteria Ketua LTC yang Diinginkan Peserta Musyawarah, berikut poin-poin nya:

1. Berasal dari angkatan 2011

Pada poin ini terjadi adu argumen yang cukup sengit, karena beberapa orang berpendapat untuk menjadi ketua LCT haruslah anggota LCT, namun beberapa orang menanggapi bahwa jika diharuskan anggota LCT maka hanya akan sedikit yang dapat mengikuti pemilihan ini (karena sedikitnya jumlah pengurus yang hadir). Namun akhirnya disepakati ketua LCT boleh berasal dari luar LCT.

2. Lebih fokus pada LCT dan punya jaringan yang luas

Memiliki jaringan yang luas ini pun dipermasalahkan, dinilai tidak objektif karena sifatnya akan berbeda-beda tiap orang. Memang menjadi sebuah dilema jika memasukan poin-poin yang tidak bisa diukur secara kuantitatif

3. Tidak menjadi fungsio atau pengurus harian di lembaga lain

Poin ini lagi-lagi menuai kontroversi apakah sebenarnya jabatan ketua memutus hak nya untuk berkarya di tempat lain, atau apakah jika menjadi ketua dan memiliki amanah di tempat lain akan menyebabkan ketidakfokusan si ketua. Namun akhirnya diambil jalan tengah yaitu tidak menjadi fungsio/PH di lembaga lain. namun diizinkan jika sebatas staf.

4. IPK minimal 3,0

Ini jujur membuat saya sangat terkejut. Setahu saya bahkan untuk pemilihan setingkat Ketua BEM saja 'hanya' membutuhkan IPK 2,75 namun LCT mampu menaikkan standard kualitas akademiknya menjadi 3,0. Salut, hanya saja semoga kedepannya IPK ini korelasinya cukup linier dengan kecerdasan (jika itu substansi yang dikejar)

5. Pernah mengirimkan PKM dan pernah mengikuti forum ilmiah

Memang dasar watak anak-anak teknik yang kritis. Poin ini juga mengalami debat antara memasukan "Memenangkan kompetisi ilmiah". Namun karena dirasa terlalu sulit dan kemenangan itu juga mengandung unsur 'bejo' bukan? Rasanya akan sangat tidak adil jika ada yang tidak bisa masuk walaupun dia pernah menjadi finalis di tingkat nasional dan kalah bersaing dengan yang memenangkan kompetisi di tingkat jurusan Akhirnya diputuskan untuk cukup sampai mengikuti forum ilmiah saja.

6. Pernah mengikuti pelatihan kepemimpinan

Terjadi perdebatan antara menyebutkan nama pelatihan kepemimpinan yang biasanya berlaku di UNDIP (LKMM PD- LT- LKMM D) atau cukup pelatihan kepemimpinan secara general. Namun akhirnya diambil pilihan yang general, karena sejujurnya program pelatihan kepemimpinan di UNDIP lebih terasa nilai politisnya dibanding kualitas pesertanya.

7. Ketua LCT tidak berpacaran

Huuuf... (sedikit menghela nafas)
Sedikit menggelitik dan nyaris tertawa saat persyaratan ini disepakati dengan sangat mudah tanpa perlu banyak interupsi. Pasalnya apa? pasalnya poin ini menurut saya sangat tidak logis, ini sudah terlalu  tidak terukur. Mengapa saya katakan demikian?
Karena sebenarnya substansi apa yang ingin dicari dengan memasukkan poin ini? Apakah kedekatan dengan Allah kah? Pemahamannya tentang Islam kah? Apakah bisa dijadikan parameter? Pacaran seperti apa yang dimaksud? Apakah dua orang laki-laki dan perempuan yang saling berkhalawat berdua-duaan saja yg dikatakan berpacaran? Lalu bagaimana dengan ikhwan dan akhwat yang saling memiliki rasa dan berkomitmen untuk mengarungi bahtera rumah tangga saat lulus? Apakah tidak sama saja?
Bukankah lebih arif menilai keimanan dan ketaqwaan dengan melihat hapalan suratnya? atau pengetahuan tentang islamnya? Atau jika mau lebih cerdas lagi bukankah mengadakan kajian tafsir ayat-ayat Al-Quran yang kemudian dikaitkan dengan bidang keilmuan teknik akan melahirkan pemimpin yang lebih berkualitas?
Bukankah hal-hal tersebut yang melahirkan cendikiawan- cendikiawan muslim seperti Al-Khwarimzi atau Ibnu Sina? Sudah saatnya pemuda pemudi Islam semakin cerdas

8. Ketua LCT wajib mengikuti liqo atau mentoring

Poin ini pun poin yang lolos seleksi dengan mudah. Padahal saya berpikir keras di poin ini. Lagi dan lagi apakah esensi yang ingin dicapai dengan poin ini?  Lalu liqo dan mentoring seperti apakah yang dimaksud? yang selama ini dilakukan oleh BPMAI Insani kah? hanya sesempit itukah? Padahal di luar sana berhamburan ilmu-ilmu Islam di dalam lingkaran-lingkaran mentoring
Semua masih penuh tanda tanya besar buat saya.


Namun terlepas dari itu semua saya mengucapkan selamat kepada Maspupah dari D3 Teknik Kimia yang terpilih menjadi Ketua LCT 2013. Menyingkirkan 2 kompetitor lain yang juga berasal dari D3 Teknik Kimia yaitu Suci Hardianti dan Velayunita. Satu hal yang saya soroti adalah ternyata masih ada Aisyah-aisyah masa kini.


Saya bangga melihat sebuah organisasi akademis islam seperti LCT yang menganggap bahwa seorang akhwat memiliki hak yang sama dengan ikhwan dalam sebuah organisasi. Hak memilih, hak dipilih, hak memimpin, hak dipimpin.
Tidak ada derajat yang lebih tinggi antara ikhwan dan akhwat. Karena sesungguhnya hanya iman dan taqwa yang menentukan derajat manusia di sisi Allah

PKS pun sebagai salah satu partai yang berideologi Islam mempercayakan kader perempuannya untuk menjadi Cagub Jawa Timur
more info: http://regional.kompas.com/read/2012/11/19/17411178/Khofifah.Idola.Kader.PKS.Jadi.Cagub.Jatim

walaupun sebenarnya saya pribadi cenderung kurang setuju dengan adanya khalifah wanita dalam sistem Islam yang benar yaitu sistem kekhilafahan. Bukan republik maupun kerajaan.
Namun dalam konteks ini (LCT) jelas bukan konteks kenegaraan. Jadi, jelas saya hanya akan tersenyum kecut sambil berlalu untuk orang-orang yang masih berpikir perempuan dalam tataran organisasi kampus tidak layak menjadi ketua

ada sebuah info yang mungkin menjawab rasa bimbang teman-teman, pada tataran apakah laki-laki memiliki kewajiban khusus dibandingkan perempuan dalam pandangan Islam.
http://www.gaulislam.com/kepemimpinan-perempuan-dalam-pandangan-islam


Segala kebenaran datangnya dari Allah dan segala kesalahan datang dari saya sebagai manusia biasa.
Wallahualam


Nur Novilina A.
Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik KM UNDIP 2013


info link gambar: http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/sarah-joseph-tertarik-menganut-islam-karena-terkesima-dengan-_110510072622-939.JPG

Komentar

  1. Subhanallah, aku tak menyangka seorang remaja yang 8 atau 9 tahun lalu kukenal melalui chatting di room MiRC sekarang telah menjadi pemimpin senat KM FT Undip. Luar biasa, saya salut sama kamu lin. Menemukan blogmu dan membaca tulisan- tulisan mu mengingatkan ku ketika dulu kamu nuis surat sampai 3 halaman bercerita habis tentang dirimu, sekolahmu, orangtuamu, saudaramu dll. 9 tahun kita temenan bahkan tidak pernah sekalipun kita bertegur sapa secara langsung. ya g ? Selamat yah dan sukses terus untuk karir dan kuliahnya ibu leader. ^.^. It's my phone number, 085702575758. Salam Pergerakan!!!

    BalasHapus
  2. Loh Rayan, baca blog ku... jadi malu hahahhaa
    iya ya kocak dulu kita surat suratan, eh tp aku masih suka lho sahabat pena sama beberapa orang hehe..
    semangat pergerakan juga deh! hahahhaa
    oke di save nomernya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer