[Resensi Film] Unbroken: If You Can Take It You Can Make It
Sebentar
lagi Indonesia, tepatnya Jakarta dan Palembang akan menjadi tuan rumah Asian
Games 2018. Asian Games sendiri adalah perhelatan akbar yang mengundang seluruh
atlet terbaik dari Asia (perkiraan 15000 atlet) untuk berkompetisi di 44 cabang
olahraga. Tujuan Asian Games tentunya untuk meningkatkan persahabatan di antara
negara-negara peserta Asian Games. Ketika melihat para atlet berdatangan saya
tiba-tiba teringat seorang atlet lari Olimpiade dari Amerika Serikat yang kisah
hidupnya diangkat menjadi film berjudul Unbroken. Yup… Louis Zamperini.
Film
Unbroken merupakan film drama perang yang diproduksi dan disutradarai oleh
aktris cantik Angelina Jolie. Film yang diangkat dari buku non-fiksi karya
Laura Hillenbrand berjudul Unbroken: A
World War II Story of Survival, Resilience, and Redemption ini diperankan
oleh Jack O’Connell (Louis Zamperini), Miyavi (Mutsushiro Watanabe), dan Garrett
Hedlund (John Fitzgerald).
Film
dimulai dari masa kecil Louis Zamperini yang biasa dipanggil Louie. Seorang
anak imigran Italia yang tinggal bersama keluarganya di Amerika Serikat.
Berbeda dengan kakaknya Pete Zamperini yang membanggakan, Louie terkenal sangat
nakal. Namun kakaknya percaya bahwa Louie memiliki potensi yang luar biasa.
Melihat kemampuan lari Louie yang sangat cepat saat sedang kabur ketika membuat
masalah, Pete melatih Louie untuk menjadi pelari profesional. Disinilah Pete
mengajarkan Louie sebuah filsafah hidup yang selalu dipegangnya hingga akhir
cerita “If you can take it, you can make
it”. Kalau kau mau, kau pasti bisa. Kalimat itu diajarkan saat Louie hampir
menyerah dalam latihan. Kalau kita dapat bertahan dengan derita selama
prosesnya kita akan mendapatkan apa yang dicita-citakan pada akhirnya. Begitu
kira-kira maksud dari quote tersebut.
Louie
kemudian dengan sangat cepat berhasil merangkak dari pelari di tingkat sekolah,
negara bagian hingga mewakili Amerika Serikat dalam Olimpiade Berlin pada tahun
1936. Di scene Olimpiade Berlin pun
terdapat kisah menarik ketika Louie tertinggal di barisan paling akhir hingga
putaran terakhir, namun kemudian di detik-detik terakhir dengan tekadnya yang
bulat ia mampu menyalip kompetitornya dan mencetak rekor untuk lari 5000 m.
Meskipun tidak keluar sebagai pemenang, Louie berhasil mengalahkan rekor pelari
utama AS Don Lash, suara komentator yang mengudara ke seluruh radio membuat
keluarga Louie di AS menangis haru saat Louie keluar sebagai pencetak rekor
lari tercepat di AS. Dengan sentuhan musik yang tepat, scene ini juga membuat
kita sadar bahwa kalau kita mau kita pasti bisa tentunya ditambah bulu kuduk
yang merinding-merinding disco.
Namun
sayang, sejarah mencatat pecahnya Perang Dunia II. Louie seperti kebanyakan
pemuda AS pada saat itu akhirnya memutuskan untuk wajib militer. Disinilah awal
mula penderitaan Louie yang sesungguhnya. Pesawat tempur yang digunakannya
meledak dan semua awak di dalam pesawat tersebut meninggal kecuali Louie, Mac
dan Phil. Mereka dapat bertahan di atas perahu karet dan terombang-ambing
selama puluhan hari di tengah Samudera Pasifik. Di atas perahu karet tersebut,
kekuatan bertahan hidup Louie diuji. Kelaparan dan kekeringan membuat mereka
benar-benar sekarat. Ia harus membunuh burung pelikan yang hinggap di atas
perahu karet tersebut kemudian memakannya mentah-mentah untuk bertahan hidup.
Mac, salah satu temannya yang sudah pesimis sejak awal akhirnya meninggal pada
hari ke-46 di atas perahu karet tersebut.
Adegan
berikutnya adalah Louie yang ditemukan oleh sebuah kapal, sayangnya kapal
tersebut milik tentara Jepang. Seperti peribahasa, lepas dari mulut harimau
masuk ke dalam mulut buaya. Alih-alih mendapatkan perawatan, Louie justru
dipisahkan oleh Phil dan dimasukkan ke dalam kamp tahanan Jepang. Disanalah ia bertemu
dengan Mutsuhiro Watanabe. Seorang komandan kamp yang sangat sadis dan gila
hormat. Ia memukuli tahanan yang berani menatap matanya. Para tahanan
menjulukinya “Bird”. Ia mengetahui bahwa Louie adalah salah seorang atlet
Olimpiade oleh karenanya ia seringkali menyiksa Louie melebihi tahanan yang
lain. Meskipun sadis namun sebenarnya karakter Bird yang diperankan dengan
sangat apik oleh penyanyi asal Jepang, Miyavi, cukup kompleks. Ia masih senang
mengadakan pertunjukan teater yang diperankan oleh para tahanan. Ia pun
diam-diam merasa kagum dengan karakter Louie yang selalu bangkit lagi ketika
dipukul bahkan hingga ia sendiri keheranan. Daya juang Louie yang selalu
bertahan dalam kerasnya siksaan kepadanya menginspirasi teman tahanan yang
lain.
Kejadian
semakin menarik ketika Louie diminta untuk menyiarkan beritanya melalui radio propaganda
milik Jepang bahwa dia masih hidup. Namun ternyata setelah itu, ia diminta
menyiarkan bahwa dirinya anti-Amerika dengan jaminan hidup yang sangat mewah
jika dibandingkan di kamp tahanan. Ia melihat beberapa angkatan darat yang ikut
bergabung untuk radio propaganda Jepang agar tidak dikembalikan kembali ke kamp
tahanan. Dengan mengikuti kata hatinya, Louie akhirnya memilih untuk kembali
lagi ke kamp tahanan. Sesampainya di kamp sontak membuat Bird terkejut dan
kembali memberi pelajaran kepada Louie karena merasa ‘sok berani’.
ini si Bird, lumayan juga kan? |
Tak
lama setelah itu Komandan Watanabe alias Bird dipindahtugaskan, namun tak lama
setelah itu kamp tahanan pun terpaksa dibubarkan karena kawasan itu telah
dikuasai pasukan Amerika. Louie kembali bertemu dengan Bird dalam kamp kerja
paksa. Mereka dipaksa mengangkut barang tambang. Puncaknya saat Louie ditantang
oleh Bird dalam keadaan sangat lemah mengangkat balok kayu raksasa. Bird
berpesan “if he drops it, shoot him”.
Seorang algojo yang siap dengan senapan apinya berdiri di depan Louie yang
sudah setengah mati mempertahankan agar tetap tegak berdiri. Semua kawan sesama
tahanan sudah merasa bahwa ini adalah akhir dari riwayat Louie. Namun Louie tetap
bertahan, hingga Bird memukulinya karena kesal. Tak lama setelah itu para
tahanan dibariskan karena adanya pengumuman bahwa tentara AS menang datang. Dan
seketika semua berubah.
Louie
tanpa dendam menyambangi ruangan Komandan Watanabe, namun ia telah melarikan
diri menyisakan scene dramatis berupa kamar Watanabe yang sederhana dengan
tongkat kayu yang sering dipakainya untuk memukul para tahanan dan foto dirinya
ketika kecil bersama ayahnya. Film diakhiri dengan foto-foto Louis Zamperini
setelah kembali ke Amerika. Tahun 1946 Louie menikah dan dikaruniai dua anak,
dan Watanabe menjadi tahanan perang sampai ia diberikan amnesti oleh Amerika
dalam upaya perdamaian dengan Jepang. Setelah itu Louie kembali ke Jepang untuk
berdamai dengan Bird tetapi Bird menolak. Louie kembali mendapat kesempatan
untuk berlari olimpiade di usianya yang ke 80 tahun, di Jepang.
*tulisan ini sudah dipublikasikan di http://www.retorikakampus.com/berita/rubrik/oase/resensi-film-unbroken-if-you-can-take-it-you-can-make-it
Haloo pak^^
BalasHapusKami dari SENTANAPOKER ingin menawarkan pak^^
Untuk saat ini kami menerima Deposit Melalui Pulsa ya pak.
*untuk minimal deposit 10ribu
*untuk minimal Withdraw 25ribu
*untuk deposit pulsa kami menerima provider
-XL
-Telkomsel
untuk bonus yang kami miliki kami memiliki
*bonus cashback 0,5%
*bunus refferal 20%
*bonus gebiar bulanan (N-max,samsung Note 10+,Iphone xr 64G,camera go pro 7hero,Apple airpods 2 ,dan freechips)
Daftar Langsung Di:
SENTANAPOKER
Kontak Kami;
WA : +855 9647 76509
Line : SentanaPoker
Wechat : SentanaPokerLivechat Sentanapoker
Proses deposit dan withdraw tercepat bisa anda rasakan jika bermain di Sentanapoker. So… ? tunggu apa lagi ? Mari bergabung dengan kami. Pelayanan CS yang ramah dan Proffesional dan pastinya sangat aman juga bisa anda dapatkan di Sentanapoker.