PUISI TENTANG BANGSA: PENYESALAN
Puisi ini adalah puisi yang membuatku lolos seleksi Engineering Festival... Doakan bisa lolos tahap selanjutnya
PENYESALAN
oleh: Nur Novilina A.
Aku pernah mendengar
Ibu pertiwi menangis tersedu
Ia berkata
Aku malu...
Aku telanjang...
Jati diriku hilang...
Kutanyakan mengapa?
Kutanyakan siapa?
Kutanyakan bagaimana?
Namun ia tetap membisu
Menatap nanar bibirku yang kelu
Sang waktu datang menjawab
Ia menuntunku melihat, sesuatu yang membunuh bola mataku
Tampak depan mataku, seringai tetangga yang memainkan
angklungku sambil bernyanyi
Rasa sayange...rasa sayang-sayange
E... Lihat nona jauh rasa sayang-sayange
HENTIIIIKAAAN!!
ITU MILIKKU!
KEMBALIKAN!!!
namun mereka tak mendengar, atau pura-pura tak mendengar
Mungkin teriakanku yang terlalu pelan, atau bahkan tadi aku tak berteriak
Kini aku melihat
Ibu Pertiwi sekarat meregang nyawa
Menghenyakku
Menghempaskanku ke lubang penyesalan terdalam
Sambil menepuk pundakku, ia berbisik
"Terlambat nak, kau tak pernah menjaganya"
Semarang, 11 November 2011
PENYESALAN
oleh: Nur Novilina A.
Aku pernah mendengar
Ibu pertiwi menangis tersedu
Ia berkata
Aku malu...
Aku telanjang...
Jati diriku hilang...
Kutanyakan mengapa?
Kutanyakan siapa?
Kutanyakan bagaimana?
Namun ia tetap membisu
Menatap nanar bibirku yang kelu
Sang waktu datang menjawab
Ia menuntunku melihat, sesuatu yang membunuh bola mataku
Tampak depan mataku, seringai tetangga yang memainkan
angklungku sambil bernyanyi
Rasa sayange...rasa sayang-sayange
E... Lihat nona jauh rasa sayang-sayange
HENTIIIIKAAAN!!
ITU MILIKKU!
KEMBALIKAN!!!
namun mereka tak mendengar, atau pura-pura tak mendengar
Mungkin teriakanku yang terlalu pelan, atau bahkan tadi aku tak berteriak
Kini aku melihat
Ibu Pertiwi sekarat meregang nyawa
Menghenyakku
Menghempaskanku ke lubang penyesalan terdalam
Sambil menepuk pundakku, ia berbisik
"Terlambat nak, kau tak pernah menjaganya"
Semarang, 11 November 2011
Komentar
Posting Komentar