Life Like Allah Wants
Sudah dua hari ini
kepalaku dipenuhi banyaaaak sekali pertanyaan, pernyataan, khayalan dan
kenyataan, aku seperti nyaris meledak menjadi berkeping-keping. Serius!!! Ketika aku katakan aku hampir meledak, aku
cukup memejamkan mata dan rasa meledak itu benar-benar nyata!!! Aku melihat isi
kepalaku berceceran di lantai, darah dan otak menyeruak tak terkendali, dan ketika kubuka mata
kupegang kepalaku ternyata masih ada, aku hanya bisa meringis, menertawai ketololan abadiku. Imajinatif, impulsif.
Ketika kau membuat keputusan besar, tak ada bunyi terompet maupun genderang
gendang sebagai pertanda, bahkan mungkin kau sendiri tak sadar kau sudah
memutuskan hal besar itu. That’s what happen in me. And since that day, I know
that my life become a battle, really huge battle.
Ada di suatu masa, aku benar-benar frustasi. Benar-benar bertanya IS THAT GOD
REALLY EXIST? NO! I MEAN YES! I NEED HIM OR HER TO PROVE HIM OR HER SELF! FACE
TO ME! TALK TO ME LIKE YOU TALK TO YOUR PROPHET!!!
Aku tidak peduli lagi apakah setelah itu ada petir yang menyambarku, ataukah
tiba-tiba aku menghirup gas sianida dan mati berbusa, ada di satu titik aku
sadar bahwa aku akan memilih jalan. Menjadi seorang ATHEIS atau SAINT (menurutku waktu itu aku
juga bisa menjadi orang suci, hahaha)
Teman diskusiku bilang ia akan memilih jalan menjadi atheis. Dia memutuskan
itu. Dia mengajakku. Hingga akhirnya selalu doa mengancam seperti itu yang terlontar
di pikiranku. Aku nyaris memutuskan bahwa Tuhan TIDAK ADA melihat kondisi dunia
ini yang demikian kacaunya. Namun sepertinya dogma-dogma sejak pengajian di TPQ
membuatku sedikit ketakutan akan adanya hari akhir, siksa kubur dan siksa
neraka.
Temanku bilang “Oh come on, itu cuma dongeng belaka. Ada yang pernah barang
sedetik saja membuktikan padamu bahwa itu nyata? Apa kamu pernah berkunjung ke
neraka? Kita itu punya otak Lin, manusia itu punya otak, dan mereka menciptakan
Tuhan agar mereka merasa aman”
Dan dalam detik-detik aku menjerit, melempar, membanting, berguling,
sesuatu membisikanku “Nothing to Lose”. Seandainya aku sejak detik ini berjanji
untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, jika Tuhan ternyata ada, maka
langkah yang kuambil tepat. Jika tidak ada maka seperti kata temanku aku akan
mati dan POOP!! Hilang begitu saja dalam ketiadaan. Lalu apa? Aku tidak akan
kehilangan apa-apa bukan? Paling parah beberapa tahun hidup dalam keterasingan
dan toh itu bisa jadi cara menikmati hidup itu sendiri. Tapi jika aku memilih
untuk menjauh dari Tuhan, dan jika ternyata Dia ada, then what? Aku akan
seperti seorang penanam saham yang kehilangan seluruhnya, ia merugi. Dan
selamanya merugi. Kata ‘kekal’ di akhirat pun tak akan pernah dapat
diterjemahkan dalam sebuah angka seberapa banyak ia merugi. Aku katakan itu
pada temanku, ia terdiam dan kita berpisah di jalan.
Nothing to Lose... gambling sekali seorang manusia ini menentukan part
terpenting dalam hidupnya.
Tapi kemudian itulah yang memperjalankanku dalam sebuah kalimat lagi, yang
entah mengapa walaupun bukan ayat dalam kitab suci manapun tapi merupakan
kunci, ya aku rasa itu adalah bahasa dunia untuk membedakan antara seorang yang
bertuhan dan tidak.
“Life Like Allah Wants”
Have your hear that? Have you know what the meaning of that simple
sentence?
“Nothing but everything”, meminjam quotes Salahudin Al Ayubi dalam film
Kingdom of Heaven saat ditanya apa pentingnya Tanah yang Dijanjikan bagi
dirinya.
Let me try to explain it more clearly to you...
Setelah aku berniat mencari Tuhan itu, aku merasa Tuhan membimbingku dalam
sebuah puzzle kehidupan. Ada suatu fase dimana aku bertemu dengan seseorang
yang akhirnya membimbingku dengan sepenuh hati. Oke, lupakan masalah identitas.
Itu hanyalah hal semu yang sama sekali tidak begitu penting untuk dibahas. Tapi
yang membuatku tercengang adalah apa yang beliau ajarkan kepadaku. Ia berkata, “Muslim
adalah standar keselamatan seorang manusia, dan yang disebut Muslim bukanlah
yang di dalam KTP nya tercantum Agama: Islam, tetapi yang menyerahkan seluruh
hidupnya, jiwa raganya kepada Allah, Tuhan yang tunggal”.
Biasa aja kan?
Mau aku bold, italic, font 1000 juga tidak akan banyak pengaruhnya selama
itu bukan sesuatu yang benar-benar akan kamu jalankan.
Well, Hellooo... maksudnya GUE YANG SELAMA INI HIDUP DALAM ATURAN GUE
SENDIRI TIBA-TIBA HARUS TUNDUK PATUH PADA SESUATU YANG GHAIB DAN HANYA LEWAT
SEBUAH KITAB YANG KATANYA ADALAH PANDUAN SEMUA UMAT MANUSIA DAN TANPA ITU AKU KEKAL DI NERAKA??? You can’t be
kidding!!!
Ia hanya mengangguk
Dan pertemuan kali itu ditutup dengan “Well tugas pertama, pakai kaus kaki”
Sebelum semua hujatan meluncur, baru kucoba membuka mulutku untuk protes
besar-besaran, ia berkata. “Sebutkan aurat perempuan”
“Seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan?”
“Betul, berarti kaki....???”
“Lho, lho.. tapi kan kaki? Kaki ya Allah KAKI lho? Well, maksudku siapa
yang akan tergoda sih liat jempol kaki kita?”
Ia hanya mengangkat bahu. “So, let’s
find out”
Bukan Lina namanya kalau tidak suka memberontak, aku melakukan riset
kecil-kecilan. Kutanya teman-teman laki-lakiku.
“Kalian pernah ga jatuh cinta sama orang karena liat telapak kakinya?”
Dan tidak ada satupun pria yang
kutanyakan mengatakan “Pernah”
Aku masih tak sudi melihat benda menjijikan itu menempel di kakiku. Setiap
hari aku menghubungi pembimbingku itu untuk memprotes keras tugas KAUS KAKI
itu.
Tidak masuk akal
Lelucon
Parah
Freak banget
Gak gahul dong
Semua fakta tentang kejelekan kaus kaki aku paparkan
Jleb, mau nangis, tapi kutahan. Baru setelah sampai rumah, kupandangi satu
persatu sepatu atau sandal high heels- ku yang tentunya akan cukup hina dengan
kaus kaki. Kuucapkan selamat tinggal kepada mereka, dan beberapa kali aku
menangis di depan sepatu- sandal high heels- ku. Yang membuat bibi di rumahku
berkata “Kenapa mbak Lina?”
“Gapapa, ini buat anak mpok”
Sambil berlari ke kamar aku menangis meraung-raung. Aku sadar aku menangis
bukan hanya perkara sepatu itu tapi karena aku tahu, untuk harga sebuah ridhoNya
aku akan menukar seluruh hidupku. There’s no more In My Opinion. Your opinion
is must be Allah willingness.
THAT IS LIFE LIKE ALLAH WANTS
Sepanjang aku memahami kalimat itu aku selalu berusaha mempelajari “What is
Allah Wants?” dan aku tidak bisa memungkiri bahwa bayang-bayang masa laluku
perlahan pudar. Namun, 20 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dilupakan.
Dan setiap aku pulang ke rumah di sanalah aku sadar bahwa aku telah banyak
berubah.
Life Like Allah Wants itu pulalah jalanku mengenal Allah. Dulu aku pikir “I
am gonna living in a mosque, eating just a date (kurma) , I will not talk to anyone,
I will be saint, not doing anything beside dzikir and reading Al-Quran, I am gonna be the poor women, my mom gonna be sick watching my life, screaming until her neck
explode and die, my father will be shoot his head with a gun, I will married
with such an a Habib, sorban everywhere,
my child will be 20 or 200, I am gonna be hungry, sick and die in
peacefull and silent”
Sarkastik. Goblok. Sempit.
Itulah kegoblokanku yang lain dalam memandang Allah dan Islam. Menganggap
bahwa dengan memilih akhirat kita akan menjadi miskin dan terasingkan, gagal
dan hina di dunia. Dan semakin aku mempelajarinya aku semakin sadar bahwa Allah
melalui Muhammad dan Islam membawa manusia untuk hidup dalam kemuliaan
tertinggi.
Life Like Allah Wants adalah hal paling bukan main-main dalam hidupku.
Untuk orang dengan tipikal sepertiku yang sangat mengetahui apa yang kusuka dan
tidak kusuka, yang amat yakin 1.000.000% terhadap keputusan yang diambil , hal
ini sama sekali bukan hal mudah. Karena tiba-tiba menyerahkan itu semua kepada
sesuatu yang gaib. That’s something you know!
Pembimbingku kemudian memberikanku tugas sebenarnya. Berdasarkan sumber
yang sama-sama kita percaya kebenarannya yaitu Al Quran, aku tahu bahwa Allah
menjadikan manusia sebagai Khalifah, atau Wakil Allah di muka bumi ini. Artinya,
apapun yang kita lakukan, lakukanlah itu atas nama Allah. Sehingga diri ini,
jiwa ini, seutuhnya untuk menunjukkan kepada dunia, kepada spesies terkecil di
alam jagat raya semesta ini bahwa Allah itu ADA. Not as simple as you hear you
know... But, that’s life.
Kadangkala sebagai manusia yang lemah, aku sering ingin berbalik ke
belakang. Berbalik disaat dimana aku BEBAS, TANPA BATAS... Biasanya saat aku
mulai terpengaruh oleh rutinitas dan segala aktifitas, lingkungan dan
pergaulan. Disaat aku lelah dalam
memperjuangkan apa yang aku anggap benar sedangkan setan dalam bentuk bisikan
maupun wujud manusia mempengaruhiku dengan segala cara. Kadangkala aku
berbalik. Seriously!
I am not that strong enough. Kadang aku betul betul menanggalkan jabatanku sekaligus
tugasku sebagai Khalifah, Wakil Allah. Aku berganti pakaian sebagai NUR NOVILINA
just ME as ME, HUAHAHAHAHA (minta dikutuk)
Dan aku akan berakhir jauh lebih mengenaskan dalam kekeringan jiwa yang
begitu nyata. Mungkin aku terlihat tertawa tapi hatiku kering seperti tidak ada
kedamaian di dalamnya. Berbeda dengan perasaan ketika aku dengan sadar
menerapkan Life Like Allah Wants, mungkin aku akan sedikit menangis, berteriak,
mencoba bernegosiasi dengan Tuhan, dan lain-lain tapi aku merasakan adanya kedamaian
itu. Jiwa yang tenang (meskipun otak lagi-lagi meledak, hahaha)
Kepada beberapa teman dekat kadang aku menawarkan opsi jawaban dalam
pertanyaan mereka, semisal:
“Lin, cowok itu ganteng ga?”
“Mau dijawab sebagai Lina yang bebas dan jauh dari Tuhan atau Lina yang
sedang mencoba Life Like Allah Wants”
“Lina yang bebas”
“GILAAA SUMPAH GANTENG MAHA DAHSYAT, IDOLA SETIAP WANITA, PLEASE MARRY ME
MISTER UUUU”
“Lina yang mencoba Life Like Allah Wants?"
“ZINA MATA YA ALLAH ASTAGFIRULLAH!!!
HARAM HARAM!!”
Dan selalu ada tawa dalam perbincangan tolol manusia yang hanya bisa
berusaha dan berusaha.
Ada sebuah surat yang kutemukan beberapa bulan lalu, dari seorang teman,
bunyinya begini:
Tulisan cekereme ga jelas ini aku
tulis hanya sekedar untuk pelipur lara dan stress ketika mengerjakan laporan KP
yang tak kunjung usai.
“Life Like Allah Wants”, itu adalah
kalimat yang aku adaptasi dari Nur Novilina, teman sekontrakan sekaligus
sahabat terbaikku di kehidupan dunia dan insya Allah di akhirat. Lantas
bagaimanakah yang dimaksud dengan Life Like Allah Wants tersebut? Apakah hanya
beribadah saja cukup? Hmm...
Life Like Allah Wants... kalimat yang
sangat sederhana tapi sangat berat untuk di aplikasikan di kehidupan ini.
Ambillah contohnya saja mengerjakan revisi laporan KP. Di dalam Al-Quran,
kitabullah yang sudah tidak diragukan lagi keindahan untaian kata dan maknanya
sudah di jelaskan mengenai menuntut ilmu tanpa menyerah, tidak mengenal lelah
dan puas. Tapi dalam hal mengerjakan revisi KP saja aku sudah hampir menyerah.
Apa ini perwujudan Life Like Allah Wants? Tentu saja tidak.
Satu lagi, masalah jodoh. Aku sering
berada dalam kebimbangan dalam hal ini. Apakah aku akan memilih calon imam yang
sesuai dengan Allah Wants, tentu saja insya Allah kehidupan akhirat sudah terjamin,
namun dalam hal ini kepuasan duniawi yg berupa keindahan dan yang lain-lainnya
belum tentu diperhitungkan. Tapi jika seusai dengan Riris Wants yang selalu
menuntut keindahan duniawi dan kepuasan semata, belum tentu hidup bahagia di
dunia dan akhirat. Terbukti dengan beberapa kali kegagalan dan kesalahan yang
sudah terjadi. Ya... mengendalikan hawa nafsu di zaman seperti ini memang
sangat berat, ibarat memikul ribuan kilo emas. Sangat bangga karena kita
memiliki ribuan kilo emas tersebut, tetapi secara lahir dan batin capek ketika
memikul emas itu semua.
So, siapkah dan sudahkan kita memulai
untuk Life Like Allah Wants??
Apa lagi yang kalian harapkan dari seorang perempuan yang mencoba berdamai
dengan dirinya sendiri dan tidak membagi beratnya kepada siapapun selain
tulisan di buku harian ketika menemukan tulisan sederhana ini? Air mata. Cuma
air mata yang di tiap tetesnya mengalir rasa syukur tak terperi atas kenikmatan
yang tidak pernah didapatkan jika tanpa Tuhan di dalamnya.
PS: You know what? Setan selalu menggoda kita dengan berbagai cara, ketika
aku tahu bahwa kekuatan kalimat tersebut begitu menyihir, setan dalam diriku
berkata “GILA LU MEN! HAK PATEN!!! ELU UDAH NEMUIN KALIMAT PALING INSPIRATIF
ABAD INI!!! NAMA LU BISA TERCATAT DALAM LEMBAR SEJARAH MANAPUN, MARX, LENIN,
SUKARNO, HELLEN KELLER, SEMUA LEWAT MEN, LEWAT! BUAT BUKU CEPET!! CEPET SEBELUM
YANG LAIN! Sesaat aku tergoda kemudian dalam imajiku, malaikat hanya
menggeleng-gelengkan kepala berkata pelan “jangan jangan jangan jangan sekali-kali
ikutin hawa nafsu setan”, dan sejenak kemudian aku mencekik leher setan itu,
kubanting ke kanan dan kekiri, kuinjak makhluk merah bertanduk itu dan
melemparnya jauh-jauh diiringi suara “KEPARAAAT LU LIIIIIN”
Aku hanya ingin tulisan ini berpengaruh baik kepada yang membacanya juga sebagai benteng untuk diriku ketika lupa, aku
ingin mereka menemukan Tuhannya, lebih mesra dengan Tuhannya. Dan imbalan
untukku? Cukuplah Allah menepuk pundakku dan berkata “WELL DONE GIRL”
Life Like Allah Wants
"Find your self and you will find your God" source: http://www.artchive.com/artchive/r/rockwell/rockwell_mirror.jpg |
Haloo pak^^
BalasHapusKami dari SENTANAPOKER ingin menawarkan pak^^
Untuk saat ini kami menerima Deposit Melalui Pulsa ya pak.
*untuk minimal deposit 10ribu
*untuk minimal Withdraw 25ribu
*untuk deposit pulsa kami menerima provider
-XL
-Telkomsel
untuk bonus yang kami miliki kami memiliki
*bonus cashback 0,5%
*bunus refferal 20%
*bonus gebiar bulanan (N-max,samsung Note 10+,Iphone xr 64G,camera go pro 7hero,Apple airpods 2 ,dan freechips)
Daftar Langsung Di:
SENTANAPOKER
Kontak Kami;
WA : +855 9647 76509
Line : SentanaPoker
Wechat : SentanaPokerLivechat Sentanapoker
Proses deposit dan withdraw tercepat bisa anda rasakan jika bermain di Sentanapoker. So… ? tunggu apa lagi ? Mari bergabung dengan kami. Pelayanan CS yang ramah dan Proffesional dan pastinya sangat aman juga bisa anda dapatkan di Sentanapoker.