Tersenyumlah Selalu, Dunia Menantimu Dewasa


 Al-Ma'un, surat ke-107, 7 ayat, Makkiyah
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Maka celakalah orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
yang berbuat riya,
dan enggan memberikan bantuan
Ayat-ayat itulah yang mengganggu pikiranku beberapa bulan ini. Sebenarnya semua adalah rangkaian cerita kecil yang terpupuk menjadi perasaan aneh yang tak terbendung lagi saat ini. Membuatku tak tidur siang malam, tertawa pun hanya formalitas belaka.

Setelah membaca buku berjudul Temanku Teroris? dari Om Huda (thanks om, you are inspiring), aku jadi merasa bahwa inilah saatku meneruskan jejak-jejak yang sudah dibuat kedua orangtuaku.
Buku tersebut mengangkat masalah psikologis anak korban bom bunuh diri di Bali. Mulai dari psikis anak dari korban bom yang menjadi yatim, dan pikirannya dihantui pertanyaan-pertanyaan tak terjawab seperti
"Kenapa ayah dibunuh teroris?" hingga psikis anak dari pelaku bom yang juga menjadi yatim secara sosial karena ayahnya di penjara dan ia mendapat julukan anak teroris. Padahal yang ia tahu ayahnya seorang mujahid (pejuang agama)
Aku tidak pernah tega membayangkan bagaimana Islam dipikiran mereka... Islam yang selama ini memberikan kedamaian di hati dan kesejukan di jiwaku.
Akan seperti apa mereka ketika mereka tumbuh dewasa? Akankah mereka menjauhi Islam karena besarnya rasa trauma itu?

Terlebih saat aku datang ke acara nonton bareng di Masjid Kampus UNDIP bertajuk "Tears of Gaza". Aku tak henti-hentinya menangis melihat sekian banyak anak-anak di Palestina yang harus hidup sebatang kara karena seluruh keluarganya telah meninggal karena bom dari pasukan Israel yang keji. Aku tak berhenti menangis sekalipun sekelilingku sudah mulai terganggu dengan isakanku, bagaimana mungkin mereka melalui masa kecil mereka dengan deru senjata setiap saat sedangkan aku selalu bermimpi bisa kembali ke masa kecilku yang indah, penuh taman bunga dan ayunan. Bagaimana ketika mereka dewasa? Akankah mereka bermimpi untuk kembali ke masa kecil mereka? Ya Robbi...rasanya air mata yang jatuh tak cukup mewakili berbagai perasaan yang berkecamuk di hati, antara tak tega melihat adegan yang mengerikan, rasa bersalah karena tak bisa melakukan apa-apa untuk mereka, bahkan rasa benci yang begitu besar yang... ah...entah kepada siapa aku harus menyalahkan semua ini.

Mendadak aku memutuskan untuk concern pada anak-anak yatim piatu dan kurang mampu. Rasanya ingin kutinggalkan seluruh aktifitas kampusku, seluruh organisasi yang telah membawa besar namaku setahun ini, untuk mereka yang memerlukan bantuanku. Hanya dari buku atau filmkah? kadang aku bertanya apakah ini hanya akan bertahan sementara? Namun semakin kupikirkan aku tau momen membaca buku dan menonton film itu hanyalah pemantik
Karena pada dasarnya aku tumbuh dalam lingkungan anak-anak yatim piatu, dibawah asuhan seorang ibu yang luar biasa, Ibuku.
Ibuku sudah yatim sejak usia 4 tahun. Kakekku katanya salah seorang ilmuwan yang disegani dan bersahaja karena kesederhanaannya, beliau meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dan itu membuatnya harus merasakan hidup yang sangat keras, anak ke 4 dari 6 bersaudara, harus membantu ibunya yang telah menjadi janda, berjualan di sekolah, menghapus catatan di bukunya untuk dipakai ulang di caturwulan berikutnya, membagi telur satu butir untuk ke-5 saudaranya, masa kecilnya dilalui dengan keprihatinan luar biasa. Hingga ia harus rela bersekolah di SMA Kristen di Salatiga karena kesempatan yang datang untuk membantu justru datang dari seorang Pastur.
Betapa berat hari-hari yang dilaluinya, dan saat ini, ia sudah mapan, bahagia bersama keluarganya, ia sudah mencapai kesuksesan baik dalam keluarga maupun karir. Ia telah membuktikan bahwa sekalipun ia anak yatim ia mampu berdiri tegak di bumi ini.

Dan itulah perjuangan yang diteriakan ibuku, ia ingin melihat anak-anak yatim mampu merasakan kebagahiaan masa kecil yang tak pernah ia rasakan, ia ingin melihat anak-anak yatim mampu merasakan hangatnya keluarga utuh. Dan yang terpenting ia ingin melihat anak-anak tersebut percaya diri menatap masa depannya dan mampu menjadi 'orang' yang akan mengubah kehidupan keluarganya.
Itulah yang membawa ibuku untuk menjadi orang tua asuh untuk beberapa anak yatim piatu di daerah tempatku tinggal.
Ternyata tidak mudah mengurus anak dengan masa lalu yang tidak indah. Seperti para yatim piatu tersebut, mereka telah menyaksikan apa yang dinamakan kematian di usia yang dini. Atau hal-hal pedih yang membawa trauma dalam diri.
Dulu waktu aku duduk di bangku SMP, ada seorang anak perempuan yang diangkat menjadi adikku. Lisa namanya. Ia memiliki trauma yang sangat dalam, di usianya yang ke 4 ia melihat ayah ibunya bertengkar karena masalah ekonomi dan diakhiri dengan pembunuhan ibunya oleh ayahnya sendiri. Karena ketakutan ayahnya bunuh diri dengan menggantung diri, DI DEPAN KEDUA MATANYA.
Sejak saat itu Lisa si bocah ceria ikut mati bersama kedua jenazah orangtua didepannya. Ia menjadi bisu, dan diperlukan beberapa tahun untuk membuat Lisa memanggil "Mama" ke ibuku. Perlu beberapa tahun membuatnya ingin bermain bersamaku. Saat ini Lisa telah menikah dengan seorang pria dari desanya. Ia telah memilih jalan hidupnya, untuk bahagia. Sekalipun berbeda dengan harapan ibuku (dan aku tentunya), namun kebahagiaannya diatas segalanya.
Bukan hanya Lisa, ada pula Jun yang harus berlapang dada karena Ayahnya yang kabur tanpa sebab kemudian disusul ibunya yang meninggal dunia beberapa tahun kemudian. Kakaknya yang salah pergaulan pun akhirnya seringkali bolak balik jeruji besi. Betapa sulit merubah mentalnya yang suka 'mengambil yang bukan haknya' yang mungkin tertanam dalam dirinya sebagai bentuk bertahan hidup.
Lisa dan Jun keduanya pernah tinggal satu atap denganku, dan aku tahu betapa sulitnya merubah mental dan menyembuhkan trauma masa lalu pada anak-anak. Mereka hanya contoh, masih banyak lagi anak-anak lain di belahan dunia ini yang membutuhkan uluran tangan kita.

Inilah waktuku...
Sudah kumantapkan hati untuk terus berjuang di sini, sesulit apapun keadaan yang akan kuhadapi nantinya.
Saatnya melanjutkan cita-cita ibuku, jika ibuku ingin anak-anak tak merasakan kerasnya kehidupan seperti yang ia rasakan dulu maka aku akan berjuang agar mereka merasakan indah dan bahagianya masa kecil seperti yang aku rasakan ketika aku kecil.
Sebuah pintu tua yang reyot berderik, disambutnya aku dengan hangat oleh seorang tua, dengan bau kurang sedap akibat luka bernanah di kakinya ia tersenyum menyambut
"Ayo mbak Lina, sudah ditunggu anak-anak"
"Anak-anak ini mbak Lina..."
dan tubuh-tubuh kecil dengan peci lusuh serta kerudung kebesaran itu berlari menghampiri, berebut memegang tanganku.
Kutatap langit sekali lagi, surat Al Ma'un terdengar lembut mendesir di hatiku. Seperti kutemukan tujuan Allah menciptakanku


 -to be continued-
Tulisan ini di dedikasikan untuk seluruh anak yatim piatu di dunia.

Sebenarnya banyak sekali ketakutan dalam menuliskan cerita ini karena betapa takutnya diri ini jika terselip sedikit saja riya dan sombong atau hasrat ingin dipuji. Namun hanya dengan permainan kata aku mampu menghadapi dunia, hanya dengan tinta dan kertas aku mampu menggagas.
Kepada teman-teman pembaca yang ingin mendonasikan apapun baik berupa buku, pakaian, uang, bahkan tenaga bisa menghubungi nomer ini.
Lina: 085718533188
Insya Allah bermanfaat untuk adik-adik kita, mereka membutuhkan kita.

Komentar

  1. blognya bagus mba, salam kenal, saya anak undip juga :D mba novi eksis ya mba seantero teknik :)

    BalasHapus
  2. waaah ini baru dikomen yaa, kamu kepo sekali hehehe, di undip jurusan apa fin?

    BalasHapus
  3. Wah hampir lupa kalo prnah komen disini... gak sengaja kepo sebenernya mba..kenal/ketemu langsung jg ngga pernah... tapi entahlah... mungkin bagian dari takdir mba...hehe.. saya anak keperawatan.. sila mampir blog saya mba alfienabella.blogspot.com semoga bisa ketemu mba suatu hari :)

    BalasHapus
  4. Haloo pak^^

    Kami dari SENTANAPOKER ingin menawarkan pak^^

    Untuk saat ini kami menerima Deposit Melalui Pulsa ya pak.

    *untuk minimal deposit 10ribu
    *untuk minimal Withdraw 25ribu

    *untuk deposit pulsa kami menerima provider
    -XL
    -Telkomsel


    untuk bonus yang kami miliki kami memiliki
    *bonus cashback 0,5%
    *bunus refferal 20%
    *bonus gebiar bulanan (N-max,samsung Note 10+,Iphone xr 64G,camera go pro 7hero,Apple airpods 2 ,dan freechips)

    Daftar Langsung Di:

    SENTANAPOKER

    Kontak Kami;

    WA : +855 9647 76509
    Line : SentanaPoker
    Wechat : SentanaPokerLivechat Sentanapoker

    Proses deposit dan withdraw tercepat bisa anda rasakan jika bermain di Sentanapoker. So… ? tunggu apa lagi ? Mari bergabung dengan kami. Pelayanan CS yang ramah dan Proffesional dan pastinya sangat aman juga bisa anda dapatkan di Sentanapoker.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer