Love Comedy

Hari ini gue pergi ke Gramedia, gue baca komik judulnya Love Comedy dan ga tau kenapa komik itu sangat membuat gue pengen nangis, bukan karena sedih, gue yakin kalo orang normal yang baca bakalan biasa aja, tapi komik itu sedikit banyak menggambarkan kisah kasih gue yang belum lama kandas sebelum berkembang (duiileeeh)


Komik ini menceritakan tentang Makkie seorang gadis yang menjadi manajer di toko bunga milik keluarganya. Makkie gadis yang periang,kelelaki-lakian, penuh semangat, nakal, jahil, gila kerja dan tidak pandai mengemukakan hal hal berbau perasaan. Ia sudah cukup lama tidak berpacaran karena kesibukannya, walaupun ia terhitung cantik. Bahkan ia mengaku belum pernah merasakan cinta itu sendiri. Mantan-mantannya biasanya memutuskannya karena merasa ia tak memiliki rasa apapun terhadap mereka. Hingga hadir di hadapannya Miharu. Pria berkacamata dengan rambut hitam yang halus dan pembawaan yang malu-malu, grogian, dan kaku. Miharu adalah temannya masa kecil saat ia masih di Hawaii. Sudah 17 tahun sejak terakhir kali ia bertemu dengan Miharu. Miharu kemudian datang dan menyatakan perasaan sukanya kepada Makkie disaat Makkie belum mengingat dia siapa. Dan Makkie saat itu baru saja bertemu dengan mantannya yang terakhir dan mencoba untuk memperbaiki hubungan. Tentu saja Makkie mengatakan bahwa ia sudah punya pacar dan Miharu langsung ambruk, pingsan. (betul-betul lemah mental, hahhaha)

Saat pingsan itu Makkie tanpa sengaja membaca sebuah buku karangan Miharu (Miharu adalah seorang penulis) menceritakan cinta pertama seorang anak laki-laki yang cengeng kepada seorang gadis kecil yang nakal dan suka menyiksanya. Makkie merasa bahwa semua yang diceritakan adalah pengalamannya semaca kecil dengan Miharu. Dan saat sadar, Miharu hanya meminta Makkie untuk bersedia menjadi temannya. Tentu saja Makkie bersedia. Dan dimulailah persahabatan mereka.

Makkie dan Miharu saling menunjukkan tempat favorit mereka masing-masing, berkeliling kota, mengunjungi pesta kembang api, banyak waktu mereka habiskan bersama. Makkie banyak menjahili Miharu dan Miharu terheran-heran karena daya ingat Makkie yang lemah. Miharu membuatkan Makkie sebuah peta dengan gambar kekanak-kanakan yang diberi judul "Kota Tokyo Kita" yang harus dihapalkan ke 32 distriknya. Entah mengapa Makkie semakin merasa nyaman berada di dekan Miharu. Hingga suatu saat Miharu meninggalkan Makkie karena ia tak sanggup berada di samping Makkie namun Makkie masih bersama pria lain. Ia meminta maaf pada Makkie karena ia masih berharap menjadi lebih dan ia lebih baik pergi dari hidup Makkie agar tidak mengusiknya lagi. (so sweet...)

Saat Miharu pergi itulah, Makkie baru sadar bahwa ia mencintai Miharu. Ia pun memutuskan untuk mengejar cintanya. Ia berpura-pura mengantarkan kiriman bunga ke Miharu dan disana ia berkata bahwa ia sudah hapal 32 distrik Kota Tokyo Kita dan bertanya apakah ia masih memiliki waktu untuk kembali memilih Miharu. Dan yaah seperti kisah kisah pada buku cerita lainnya, always happy ending.

Tapi hidup bukanlah komik yang bisa kita buat sesuka hati. Hidup ini punya aturan, aturan yang lebih tinggi dibandingkan aturan manapun, bahkan lebih tinggi dari aturan diri ini mengatur diri sendiri.
Karena sejatinya tubuh ini, mata ini, hati ini semua tidak ada yang murni milik kita. Semua milik Allah, maka aturan Allah-lah yang paling tinggi.

Mungkin komik itu banyak menggambarkan kemiripan dengan kisah gue (beberapa sih, mungkin tipe Miharu-nya dan tipe persahabatannya ahahahha) tapi tetap saja akhirnya berbeda tergantung dari keputusan apa yang diambil oleh para pelaku.

Gue hanya merasa bahwa mengikuti hawa nafsu dan perasaan tanpa diiringi logika akal sangatlah tidak baik. Jangankan menghabiskan waktu untuk berpacaran, berkomitmen, atau apapun lah namanya bahkan untuk menikah atas nama cinta semata menurut gue kurang mulia.

Apalah arti pernikahan jika tidak Islam menjadi lebih jaya, dan jujur saja gue merasa masih jauuuuh jauuh jauuuh untuk ke arah itu. Look, gue masih termenye-menye hanya dengan membaca komik itu. Eh, tapi gapapa ah, itu hanyalah nilai seni sebuah manusia, kan yang terpenting adalah keputusan apa yang diambil. Hidup memang hanya tentang pilihan. Hahahaha ngelesnya bisa aja!

Komentar

Postingan Populer